Satu lagi novel karya Asma Nadia diadaptasi ke
dalam film layar lebar. Setelah sukses dengan Surga Yang Tak Dirindukan pada
tahun 2015, MD Pictures menghadirkan sekuelnya dengan tajuk Surga Yang Tak
Dirindukan 2 sebagaimana judul novelnya. Berbeda dengan film pertama yang
disutradarai Kuntz Agus, kali ini Manoj Punjabi sebagai produser memilih Hanung
Bramantyo yang sudah malang melintang dalam produksi berbagai film berkualitas.
Para pemainnya tetap dihiasi bintang-bintang ternama Fedi Nuril, Raline Shah,
dan Laudya Cynthia Bella. Lebih menariknya lagi, Reza Rahadian turut mewarnai
peran dalam SYTD2 ini.
|
Gambar: 21cineplex.com |
Sinopsis
(sumber: 21cineplex.com):
Pertemuan
dengan Arini membuat Meirose menjadi ragu dengan pilihan hidupnya selama ini.
Arini begitu tulus menyayangi dirinya dan Akbar, dan berharap agar Meirose
kembali pada Pras. Mereka sudah menjadi keluarga. Apalagi ketika sosok Pras
muncul dihadapannya, Meirose tidak bisa mengingkari bahwa cintanya pada
laki-laki bijak itu masih ada dalam hatinya. Bahkan Arini didukung Nadia,
berusaha keras menarik Meirose kembali.
Meirose
bingung, maju dengan kehidupannya yang baru, yang dia sendiri tidak tahu akan
jadi seperti apa, ataukah mundur pada kehidupannya yang lama, yang ingin dia
tinggalkan selama ini, tapi menjanjikan hal yang lebih pasti bagi masa
depannya?
Ada
apa di balik motivasi Arini yang menggebu-gebu meminta Meirose kembali dalam
kehidupan rumah tangganya yang sudah harmonis selama ini?
Apa
yang akan dilakukan Pras, akankah dia kembali menerima Meirose? Sementara, dia
meragukan kemampuannya untuk bersikap adil sebagaimana yang diwajibkan Allah
pada laki-laki yang memilih berpoligami?
Siapa
juga Dokter Syarief (Reza Rahadian) yang tiba-tiba hadir di tengah-tengah
persoalan mereka?
Lalu
mengapa surga itu tiba-tiba menjadi dirindukan sekarang?
Seperti biasa, Alim Sudio sangat piawai
menerjemahkan novel ke dalam skenario film layar lebar. Meskipun detail-detail
cerita cukup banyak berbeda dengan novelnya, garis besar cerita tetap terasa “Asma
Nadia banget”. Adaptasi apik ini membuat SYTD2 sebagai produk kreatif yang
sangat pantas disaksikan di bioskop
berkali-kali.
Menyimak kisah para tokoh, SYTD2 menyajikan
kekuatan cinta dengan konflik yang tidak biasa. Poligami sebagai isu sensitif
mampu dihadirkan dalam nuansa yang mengundang gelak tawa lalu dilanjutkan
tangis menyesakkan dada. Menariknya, film dari novel karya muslimah yang beberapa
tahun terakhir dinobatkan sebagai 500 World’s
Most Influental Muslim ini tidak menonjolkan konflik menggebu-gebu cinta
segitiga sebagaimana kebanyakan kisah romansa yang melibatkan lebih dari dua
insan. Sebaliknya, penonton disuguhi kedewasaan sikap para tokoh dalam
menghadapi persoalan yang menyelimuti mereka. Kita bisa melihat bagaimana Arini
demikian mampu mengendalikan egonya kepada Meirose yang notabene juga merupakan
istri Pras, pun Meirose yang justru sangat mengasihi Arini alih-alih menyulut
permusuhan di antara mereka.
Konflik mengancam karena, selain mereka
bertiga, hadir pula sosok dokter Syarief yang ternyata selama beberapa waktu
terakhir ikut menghiasi relung hati Meirose yang sudah cukup lama menghindar
dari Arini dan Pras karena tidak tega menjadi pemecah kemesraan pasangan penuh
kasih itu. Meirose berniat menggugat cerai Pras agar rumah tangganya bersama
Arini utuh seperti sedia kala, demikian pula Pras berniat menjatuhkan talak
demi menyaksikan kehidupan Meirose yang sudah jauh lebih layak dan agar Meirose
bisa melanjutkan kehidupan yang lebih baik. Akan tetapi di sisi lain, Arini bersikeras
agar Pras tidak menceraikan Meirose atas sebuah alasan yang selama ini ia
sembunyikan.
Kehadiran Nadia dan Akbar, buah hati mereka,
turut membuat cerita film yang berhasil menggaet 205.000 penonton dalam dua
hari pertama penayangannya ini semakin mengundang rasa penasaran untuk disimak
adegan demi adegan. Nadia yang dibesarkan penuh kasih dan teladan tumbuh
menjadi gadis cilik yang bersikap dewasa. Akbar pun dibesarkan Meirose tanpa
melupakan hubungannya dengan Nadia sebagai kakaknya meskipun tidak ada
pertalian darah bahkan sebagai saudara tiri, karena Akbar pun bukan anak Meirose
bersama Pras. Mengetahui keinginan terbesar Arini, Nadia berusaha keras untuk
turut mewujudkan harapan bunda terkasih. Di sisi lain, kedekatan Akbar dengan
Syarief membuat Arini gamang dengan keinginannya menyatukan kembali Pras dan
Meirose. Tak lupa pula kehadiran tokoh-tokoh pendukung semisal Panji, Sheila,
Amran, Hartono, dan Lia, yang membuat film ini semakin berwarna. Keputusan mengajak serta Nora Danish, aktris kenamaan
Malaysia, untuk turut berperan sebagai manajer Arini adalah pilihan cerdas
untuk menambah kekayaan film yang juga ditayangkan di Malaysia dan Brunei ini.
Arini, Pras, Meirose, dan Syarief menuturkan
kedewasaan dalam mencinta. Bukan tanpa cemburu saat Syarief mengetahui bahwa
Pras adalah suami Meirose, bahkan harus menghadapi kisah yang tiba-tiba berubah
drastis dalam hidupnya. Pun bukan tanpa kesedihan, Arini menghadapi kenyataan
bahwa ada perempuan lain dalam dongeng hidupnya bersama suami tercinta. Pras,
lelaki penuh tanggung jawab dan memiliki jiwa penolong yang teramat besar itu juga
dihadapkan pada tuntutan kewajiban yang teramat sulit. Demikian juga Meirose
yang harus menyelaraskan hasrat hatinya dengan keadaan orang-orang yang sudah
menjadi perantara Allah atas hidayah dalam hidupnya, orang-orang yang sudah sangat
ia kasihi.
Karya anak bangsa yang digarap penuh keseriusan
dan sudah tayang di bioskop-bioskop Indonesia sejak 9 Februari 2017 ini teramat
sayang jika dilewatkan. Sinematografi yang memukau, pesan-pesan yang mengisi
jiwa, dan narasi yang memesona, sangat patut disaksikan oleh sebanyak mungkin
orang yang peduli dengan hiburan bernilai positif. SYTD2 diakhiri dengan
penyelesaian yang menyedihkan sekaligus membahagiakan. Film apik ini berkisah
tentang kejujuran dalam mencinta. Dengan kejujuran itu, hadir kedewasaan.
Kecemburuan bukan alasan mengabaikan kebaikan-kebaikan yang sudah ada. Dengan
mengutamakan keikhlasan dalam berkorban, maka demikianlah cinta menunjukkan
kesetiaannya.
Dio
Agung Purwanto
Bintaro,
7 Maret 2017