Kamis, 22 Desember 2011

CMD, Cowok Masuk Dapur

hidayatulfaizah.files.
wordpress.com/2011/
06/qqampe11.jpg
“Cewek nggak bisa masak itu mah udah biasa. Tapi kalo cowok nggak bisa masak? Kebangetan!"

Kurang lebih seperti itulah bunyi salah satu status facebook sekaligus twit saya beberapa waktu lalu, meskipun dengan redaksi yang sedikit berbeda. Ide ini sudah muncul sejak saat itu, namun baru kesampaian saat ini untuk menuangkannya ke dalam sebuah tulisan utuh.

Tidak usah heran, karena publik sudah tahu kebanyakan koki ternama pun adalah pria. Lalu bukankah yang seharusnya jago masak adalah wanita? Tidak. Adakah yang bisa menjelaskan dalil yang sahih bahwa wanita harus bisa memasak?

Dalam rumah tangga pun, sejatinya tak ada kewajiban istri memasak untuk suaminya. Namun kemudian hal itu beriringan dengan kewajiban istri mengikuti perintah suaminya. Justru yang lebih berhak untuk bisa memasak adalah suami, menurut saya. Karena dengan bisa memasak, suami bisa mengajari istrinya agar di kemudian hari istrinya bisa memasak dalam rangka melayani suami, dan suami menjalankan tugas untuk membimbing istrinya, dalam hal ini mengajari istrinya memasak. Nah bingung sendiri kan? Berputar-putar. Yang jelas menurut saya, suami atau calon suami harus bisa masak, minimal sekali dasar-dasarnya.

Ah, kok jadi membahas rumah tangga sih? Baiklah, fokus ke pembahasan. Kali ini saya ingin berbagi beberapa hal yang bisa dipraktikkan ketika cowok masuk dapur. Yuk mariii...!!

Let’s Start!

Hal pertama ketika masuk dapur, mari tentukan fokus dulu kita mau apa. Luruskan niat untuk menggapai ridho Ilahi, baca basmallah, pacu semangat. Lebay? Tidak, indahnya Islam bahwa apapun yang kita kerjakan bisa menjadi ibadah dan berpahala.

Okay, anggap saja kali ini kita akan mempersiapkan makan siang. Supaya lebih dramatis, dapur yang kita hadapi adalah dapur dengan kayu bakar dan peralatan yang terbilang sederhana. Bukan dapur mewah dengan peralatan serbacanggih.

Guys, pastikan peralatan dalam keadaan bersih! Udah? Sekarang kita nyalakan api di tungku. Siapkan kayu bakar di dekat tungku, susun beberapa sebagai bahan bakar di bagian dasar, secukupnya saja. Jika ada minyak tanah, sangat membantu. Tuangkan sedikit minyak tanah ke tanah di bawah tungku, percikkan sedikit ke kayu bakar, lalu sulut dengan api bagian tanah yang sudah basah oleh minyak. Kalau tidak ada minyak tanah, bisa diganti dengan karet ban atau serabut kelapa. Dedaunan kering dan cacahan sisa menyerut kayu bisa juga dimanfaatkan. Setelah api menempel dan kita pastikan tetap menyala, tambahkan beberapa kayu bakar lagi ke atasnya. Jangan terlalu rapat dan jangan membuat kayu bakar yang sudah diletakkan terlebih dahulu menjadi bergoyang, karena apinya bisa saja padam.

Urusan tungku selesai? Kita lanjutkan ke tahap berikutnya. Walaupun apinya masih kecil, biarkan saja, nanti juga membesar dengan sendirinya setelah api benar-benar menempel pada kayu bakar.

Menjerang Air

Karena menjerang air tidak butuh api yang stabil, maka bisa dilakukan sebagai langkah awal memasak. Sambil menunggu api betul-betul menempel dan membara di kayu bakar, kita bisa meletakkan teko berisi air untuk dimasak di atas tungku. Sementara itu kita bisa menyiapkan yang lainnya. Mencuci beras dan sayur, misalnya.

Mencuci dan Menanak Beras

Sebelum dimasak, beras harus dicuci terlebih dahulu. Gunakanlah wadah yang tidak terlalu penuh bagi beras yang akan kita masak. Masukkan air secukupnya, lalu aduk-aduk dengan tangan sambil diremas-remas perlahan, jangan terlalu keras. Ulangi hingga tiga kali. Kita bisa menampung air cucian beras ini untuk kemudian dimanfaatkan menyiram bunga atau tanaman lainnya. Airnya masih putih? Tidak apa-apa, sudah cukup bersih, Kalau sampai air cuciannya jernih, malah dikhawatirkan ada nutrisi pada beras yang hilang terbawa air.

Lantas bagaimana takaran air yang pas untuk menanak beras? Mudah saja. Masukkan beras yang sudah dicuci ke dalam periuk, ratakan bagian permukaannya. Kemudian ukur dengan jari seberapa tebal berasnya hingga ke permukaan beras, tambahkan air hingga ketebalan beras ke permukaan sama dengan ‘ketebalan’ lapisan air dari permukaan beras ke permukaan air. Bingung? Ringkasnya jika diukur beras yang sudah dicuci tingginya sekian, maka setelah ditambahkan air total tingginya dua kali permukaan beras semula.

Air yang tadi dijerang belum mendidih? Mari kita mencuci sayur.

Mencuci Sayur

Mencuci sayur bisa dengan air mengalir maupun air yang ditampung dalam baskom. Namun yang lebih hemat menggunakan baskom. Cuci sayur hingga bersih, tiga kali sudah cukup. Untuk sayur dengan daun yang berlipat-lipat dan bertumpuk-tumpuk, harus lebih teliti. Misalnya saat mencuci sawi, pastikan tidak ada bagian yang terlewatkan. Jangan sampai ada ulat atau lumpur yang masih menempel pada sayuran.

Kembali ke Menanak Beras

Kalau air sudah mendidih, saatnya beras yang ditanak. Gunakan api sedang yang stabil, aturlah besar-kecilnya api dengan mengurangi atau menambah kayu bakar yang kering. Air yang sudah mendidih tadi bisa didinginkan, dimasukkan ke termos, juga untuk menyeduh teh manis untuk menemani aktivitas memasak di dapur.

Menanak beras menggunakan rice cooker elektrik tidak perlu repot. Tinggal masukkan, atur tombolnya, dan tunggu hingga nasi matang. Lain halnya dengan menanak beras dalam periuk menggunakan kayu bakar. Saat nasi sudah mendidih, perlu diaduk agar kematangannya merata dan meminimalkan keberadaan nasi yang hangus menjadi kerak di dasar periuk. Saat air sudah kering dan tinggal tersisa nasi yang hampir matang. Ada dua pilihan, mengukus nasi atau membiarkannya di atas bara api hingga benar-benar matang.

Okay kita ambil pilihan kedua. Anggap saja tidak ada kukusan. Bongkar kayu bakar hingga api tidak menyala lagi, yang tersisa hanya bara sisa kayu bakar. Biarkan periuk di atas bara itu sambil kita melakukan persiapan lainnya. Mari membuat sambal terasi!

Membuat Sambal

Tadi masih ada bara, pangganglah terasi di atasnya sambil menunggu nasi benar-benar matang. Siapkan cabai, bawang merah, bawang putih, garam, dan tomat, lalu cuci bersih. Di-blender? Oh, tidak. Sekarang kita akan menggunakan cobek, sebaiknya yang terbuat dari batu.

Bahan yang dihaluskan pertama kali adalah cabai, tambahkan sedikit garam dapur yang kasar untuk memudahkan proses penghalusan cabai. Setelah halus, masukkan bawang merah dan bawang putih, haluskan lagi. Jangan lupakan terasi yang dipanggang tadi, balik posisinya agar matang merata, dan ingat jangan sampai gosong! Terasi panggang ini bisa dihaluskan bersama cabai, bawang merah, dan bawang putih. Bisa juga dimasukkan nanti saat menumis/menggoreng sambal. Namun agar benar-benar tercampur, sebaiknya digerus bersama bahan yang telah dihaluskan. Nah, tadi ada tomat. Belah dan potonglah tomat menjadi bagian-bagian kecil.

Panaskan minyak goreng, sedikit saja. Masukkan bahan yang telah dihaluskan, hati-hati dengan percikan minyak! Jaga apinya yang sedang saja. Setelah harum, masukkan tomat, aduk rada. Kecilkan api, tunggu hingga tomat empuk dan benar-benar tercampur ke bahan lainnya sambil sesekali diaduk agar tidak gosong. Jika perlu, tambahkan sedikit air agar memudahkan sambal matang. Jangan lupa tambahkan satu sendok gula sebagai penyedap, atau sesuai dengan selera.

Sambil terus sesekali diaduk, cicipi rasa sambalnya. Kurang asin, kurang manis? Silakan tambahkan garam halus dan gula. Saya tidak menganjurkan untuk menambahkan MSG. Kalau benar-benar sudah pas, sambal sudah bisa diangkat. Dari sambal masak ini, bisa dibuat sambal tempe. Tempe yang sudah dipotong dadu sebaiknya digoreng dulu, baru dicampurkan ke sambal.

Memasak Sayur

Kita harus bisa mengenali karakteristik sayuran yang akan kita olah. Harus dibedakan bahan mana yang mudah empuk, bahan mana pula yang perlu perlakuan khusus. Misalnya kacang merah, kita harus merebusnya terlebih dahulu sampai cukup empuk, baru mengolahnya bersama bumbu dan bahan lainnya. Atau jika ada bahan terong, jangan sampai kita masukkan ke dalam panci bersamaan dengan melinjo. Karena ketika melinjonya empuk, terong sudah bonyok.

Hal yang juga harus diperhatikan, utamanya dalam memasak sayuran berkuah, perhatikan besarnya api dan lamanya memasak. Sayuran berkuah, sebaiknya pancinya ditutup saat proses memasak. Apinya juga diatur supaya jangan terlalu kecil. Memasak sayur dengan api yang besar dalam waktu yang singkat dan panci tertutup, mencegah hilangnya nutrisi yang terbawa uap air. Selain itu, warna hijau pada sebagian besar sayuran masih bertahan dan tetap menggoda selera. Tentu kurang nikmat rasanya mencicipi sayur daun katuk yang sudah berwarna coklat kekuningan.

Mencuci Ikan dan Ayam

Anggap saja ayam yang tersedia sudah dipotong dan dibersihkan bulu-bulunya. Mencuci ayam atau ikan harus benar-benar diperhatikan. Bersihkan darah-darah beku yang masih menempel pada ayam, cuci sampai benar-benar bersih.

Untuk membersihkan ikan, bagian isi perut harus benar-benar dibersihkan. Buat sayatan memanjang pada bagian perut, keluarkan semua isi perut ikan. Lalu selipkan telunjuk dan jempol ke sela-sela katup insang, jepit insang dari kedua sisi, tarik hingga seluruh insang keluar, buanglah. Untuk ikan yang bersisik, ada baiknya sisik-sisiknya dikerik. Caranya? Pegang pisau dengan mengarahkan sisi tajamnya (bukan sisi lancip yang saya maksud) tegak lurus terhadap ikan, lalu kerik berlawanan arah dengan sisiknya.

Jangan meremehkan proses mencuci ini! Pastikan semua kotoran telah terbuang, ditaruh di wadah tertentu, dan dibuang ke tempat yang aman. Cuci bersih dengan air, bila memungkinkan dengan air mengalir. Setelah itu, cuci bersih tangan agar tidak mengontaminasi bahan makanan lain dengan bakteri.

Menggoreng

Takut terciprat minyak goreng panas? Tak perlu khawatir, cukup sedikit trik untuk menghadapinya.

Sebelum menggoreng, panaskan minyak goreng terlebih dahulu. Untuk memastikan panasnya sudah cukup, mudah sekali. Suara ‘klutuk-klutuk’ saat minyak dipanaskan sudah hilang, ketika kita mengibas-ngibaskan tangan sekitar tiga puluh senti di atasnya sudah terasa panas, maka sudah cukup untuk menggoreng. Tidak perlu menunggu keluar asap dari minyak goreng. Kalau sudah terlanjur berasap, angkat wajan atau matikan api dan tunggu hingga minyak mendingin, lalu panaskan lagi.

Masukkan makanan yang akan digoreng dengan perlahan, sedekat mungkin ke permukaan minyak. Jangan dilempar! Karena malah akan membuat minyak terciprat dan bisa membahayakan.

Ada tips? Ada. Kalau masih ragu dan khawatir terciprat minyak, masukkan bawang merah utuh ke dalam minyak sebelum menggoreng, biarkan ada di dalam wajan sampai selesai proses penggorengan, Insya-a Allah aman. Penting juga untuk meniriskan air terlebih dahulu dari makanan yang akan digoreng.

Nah, bagaimana kalau terkena cipratan minyak panas? Tenang, angkat wajan atau matikan kompor terlebih dahulu untuk mencegah masalah bertambah dengan wajan hangus atau kompor meledak. Kemudian segeralah siram bagian yang terkena minyak panas dengan air dingin berulang-ulang. Jangan dibalur dengan pasta gigi, garam, bubuk kopi, atau apapun yang selama ini sering dilakukan orang-orang! Panasnya harus dikeluarkan, itu prinsipnya. Bila perlu balurlah dengan es. Melepuh? Tidak masalah, nanti akan segera sembuh, Insya-a Allah.

Kalau yang digoreng adalah ayam atau daging, pastikan benar-benar matang. Lebih oke lagi kalau ayam yang akan digoreng, diungkep terlebih dahulu dengan penambahan bumbu. Rasanya lebih enak, empuk, dan aman dari bakteri yang berbahaya di daging ayam yang masih mentah. Hal ini berlaku pula pada hati atau jeroan lainnya, sangat disarankan untuk direbus terlebih dahulu baru kemudian digoreng.

Menjiwai Dapur

Aktivitas memasak di dapur hampir tak terlepas dari basah, becek, kotor, dan sebagainya. Terutama bagi para pemula yang jiwanya belum ‘menyatu dengan dapur’. Berhati-hatilah, jangan sampai kita menumpahkan air ke dalam minyak panas, atau membiarkan sampah sayur bertebaran, atau peralatan kotor yang menumpuk, atau lantai licin sampai-sampai kita terjatuh.

Menggunakan satu wajan untuk berbagai keperluan bisa saja dilakukan, dan hal ini perlu pengaturan khusus. Misalnya kita akan menggoreng telur dadar, sambal, dan ikan. Saya sarankan gorenglah telur dadar terlebih dahulu, yang menggunakan sedikit minyak dan tidak menyisakan bekas pada wajan. Kemudian gorenglah sambal, lalu sisihkan. Sebelum menggoreng ikan, cuci bersih wajan terlebih dahulu, jangan biarkan ada sisa sambal karena akan hangus saat menggoreng ikan. Lalu barulah menggoreng ikan dengan minyak yang relatif lebih banyak.

Memasak di dapur adalah sebuah proses kreatif yang memerlukan sense of art yang tak boleh diabaikan. Memasak di dapur adalah proses manajemen efektivitas, efisiensi, dan ekonomis, yang memerlukan kelihaian kita mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang ada seoptimal mungkin. Memasak di dapur adalah proses pematangan diri yang melatih kesabaran, kecepatan dan ketepatan membuat keputusan, serta kecermatan strategis. Semua itu perlu penjiwaan dan ketulusan, maka tersenyumlah dan berikanlah suasana bahagia ke dalam diri kita saat memasak. Dengan demikian, kita akan menemukan kiat-kiat kita sendiri saat memasak di dapur.

Akhirnya, selamat memasak! Alhamdulillah....

Jurangmangu, 22 Desember 2011
Selamat HARI IBU, bukan ‘mother day’ karena sejarahnya pun berbeda.

Rabu, 21 Desember 2011

Terjebak

Apalah arti semua kata yang kau larutkan dalam keremangan kalbu, jika semua semu?
Tak ubahnya sagu yang terpercik air, ia menggumpal menjadi bulatan-bulatan. Ditekan sedikit maka ia buyar.
Apalah gunanya kau muncul dalam keseharianku dengan gelak tawamu yang demikian ambigu?
Karena kau hanya memberikanku kedigjayaan semu, yang kemudian kau campakkan bersama mucikari di lembah dungu.
Aku hanya betina yang mudah kau ombang-ambingkan dengan semua gombal bertahta mutiara dari mulutmu yang semanis sumbawa.
Sedikit pun tak pernah ku bermimpi, melabuhkan semua harap kepada lelaki bejat dengan jubah kekuasaan sepertimu.
Karena yang kubutuhkan hanyalah uang. Sayang sekali tak kusertai dengan pengetahuan.
Tak kusesali bersua denganmu, yang kusesali karena aku mengabaikan mata liarmu.
Aku perempuan, sempat ku lupa bahwa kau lelaki.
Hanya satu kata yang ingin kukatakan kepadamu dengan senyum manisku yang menggoda: BAJINGAN!!

Rabu, 07 Desember 2011

Kumpulan Twit @dioapurwanto Tentang #LirikGakBener

#PejantanTangguh "Karena hanya lewat mimpi ku bisa menjamahmu juga memilikimu...." #LirikGakBener

#KekasihGelapku "Kumencintaimu lebih dari apapun...." #LirikGakBener

#CintaDalamHati "Dan ijinkan aku memeluk dirimu kali ini saja, tuk ucapkan selamat tinggal untuk selamanya...." #LirikGakBener

#Jablay "Waktu tamasya ke binaria, pulang-pulang ku berbadan dua...." #LirikGakBener

#HamilDuluan "Ku hamil duluan, sudah tiga bulan, gara-gara pacaran tidurnya berduaan...." #LirikGakBener

#MakhlukTuhanPalingSeksi ---> #LirikGakBener #Mendesah #Parah #BawaNamaTuhan

1. Itu tadi hanya beberapa contoh #LirikGakBener, aslinya masih buanyaaaak lagi.

2. Sayangnya, lirik-lirik seperti ini menyebar luas dan memasyarakat. #LirikGakBener

3. Lebih parah lagi, lagu-lagu dengan #LirikGakBener itu banyak dihapal oleh anak-anak jaman sekarang.

4. Mirisnya, hal ini seolah biasa-biasa saja di tengah masyarakat. Lagu dengan #LirikGakBener demikian mudah menyebar luas.

Ada lagi, #CintaSatuMalam. "Cinta satu malam oh indahnya, cinta satu malam, buatku melayang." Di-recycle pula sama Afgan! #LirikGakBener

5. Malah nasyid yang jelas-jelas berpesankan kebaikan, sering dianggap aneh ketimbang lagu-lagu dengan #LirikGakBener.

6. Hajatan-hajatan pernikahan, seringnya dangdutan, lagu yg dipilih pun sering dengan #LirikGakBener.

7. Sayang sekali, generasi muda selalu dicekoki dengan #LirikGakBener. Lalu ke mana arah pikiran mereka? Tanpa saringan, ditelan semua.

8. Orangtua? Ah, malah banyak dari mereka justru yg mengenalkan lagu-lagu dengan #LirikGakBener kepada anaknya dengan bangga.

9. Saya gelisah, jangan2 ini tanggung jawab orang yg mengaku #KaderDakwah utk meluruskan fenomena #LirikGakBener ini?

10. Bisa jadi karena terlalu sibuk dengan visi #peradaban, hal2 kecil di lingkungan kita terluputkan. #LirikGakBener ini contoh masalahnya.

11. Lalu yg kita lakukan apa, orang2 yg mengaku #KaderDakwah? Menikmati Izis & meninggalkan mereka dgn #LirikGakBener?

12. Sering kita egois, hanya menghindarkan diri saja dari #LirikGakBener, tapi membiarkan lingkungan kita tetap terjebak di dalamnya.

13. Saya tak punya kapabilitas lebih tntang hukum bermusik. Tapi menurut saya daripada sibuk debat, mending ngurusin #LirikGakBener ini.

14. Masyarakat butuh alternatif agar tdk terus terjebak oleh lagu2 dgn #LirikGakBener ini. Kita #KaderDakwah yg harus memberikannya!

15. Tetangga dekat rumah dangdutan, kita lari? Sikap yg benarkah? Gimana kalo kita ikut nyanyi aja? Berani? | #LirikGakBener

16. Drpd lagu dangdut yg diperdengarkan itu #LirikGakBener, mending kita nimbrung dgn yg berpesan kebaikan. #Haram #RhomaIrama misalnya.

17. Sudah bukan jamannya lagi kita menghindar, Ikhwah fillah. Saatnya kita membaur dan mewarnai!! | #LirikGakBener

18. Kalo gak ada #OrangBener yg berusaha 'menyingkirkan' lagu2 dgn #LirikGakBener ini, seterusnya akan tetap mengurat akar di masyarakat.

19. Mungkin terkesan lebay, tp bkn tdk mgkin turun azab di negeri ini sebab #LirikGakBener. Semuanya bakal kena, termasuk kita #KaderDakwah.

20. Kita tentu ingat, azab Allah sangat pedih. Dan jika suatu negeri telah diazab, maka semua yg di sana akan terkena. | #LirikGakBener

21. Memang agak 'mustahil' kita bisa mengubahnya seketika, tapi usaha kita sekecil apapun 'mengenyahkan' #LirikGakBener ini... #nexttwit

22. ...Insya-a Allah bernilai ibadah dengan niat lillaahi ta'aala. | #LirikGakBener

23. Caranya? Ya itu tadi, kita berikan alternatif. Isi ruang kosong lagu2 #LirikGakBener dgn #LirikBener. Membaurlah dan warnailah!

24. Tapi kita juga mesti berhati2, karena sangat mungkin kita malah yg terwarnai oleh #LirikGakBener. Di sinilah peran 'amal yaumi.

25. Prinsipnya kita imun terhadap #LirikGakBener ini, bukan steril sama sekali. Memahami untuk membasmi, seperti jargon sosialisasi KPK. :)

26. Sambil bergerak menyikapi #LirikGakBener ini, kita juga harus menyikapi #KlipGakBener, #AksiPanggungGakBener, dsb. Perlu bahasan khusus.

Demikian sedikit sharing saya tentang #LirikGakBener, semoga bermanfaat. Kritik sangat didambakan. :)

Senin, 28 November 2011

Tentang Psy Trap, Bukti Tipikal Sebagian Mahasiswa STAN Doyan Rumpi

Proses Kreatif
Sumber gambar: majalah.hidayatullah.com/?p=690

Beberapa waktu lalu, saya sempat ‘menelurkan’ sebuah tulisan ringan dengan judul “Psy Trap, Modus Mengesalkan Ala Sebagian Mahasiswa STAN”. Tulisan ringan ini saya tulis sepekan menjelang teman-teman Mahasiswa DIII Reguler menjalani UTS kali ini, lalu saya publikasikan melalui note di facebook dan melalui dua blog saya. Motivasinya sederhana, saya ingin mengasah keterampilan saya dalam menulis. Secara kebetulan, saat itu saya baru saja membahas hal yang sama bersama teman saya di twitter. Saya melihat ada celah untuk menyampaikan amanat melalui tulisan bertema ringan ini, yakni arti penting sebuah kejujuran dan bersikap fair, maka mulailah tuts keyboard laptop saya mainkan.

Semula saya ingin menggunakan istilah psy war yang sudah lebih umum digunakan. Tapi setelah saya telaah, yang namanya war  alias perang kan ada hubungan timbal balik? Sementara yang ingin saya bahas ini perilaku satu arah. Maka dari itu, muncullah istilah yang saya ‘lahirkan’ sendiri: psy trap. Demi kehati-hatian, judulnya pun saya pilih dengan kata ‘sebagian’, karena memang tidak bisa digeneralisasi. Saya tidak pernah menyangka, apalagi berharap, tulisan saya yang satu ini menjadi buah bibir.

Penyebaran

Sepekan kemudian, saya mendapatkan sms dari seorang teman bahwa tulisan saya yang satu ini mulai ramai diperbincangkan. Alhamdulillah, berarti akan banyak yang mengambil pelajaran dari tulisan saya ini. Beberapa orang bahkan menyatakan langsung kepada saya bahwa tulisan saya tentang psy trap cukup menghibur, saya tanggapi dengan senyuman.

Akan tetapi, di pekan pertama UTS bagi Mahasiswa DIII Reguler STAN, blog saya mulai banyak dikunjungi. Beberapa orang meninggalkan komentar. Dari sinilah, saya mulai merasa aneh dengan komentar mereka. Ada yang sekadar minta ijin share, tapi sayangnya ada pula yang sampai mencaci-maki dengan hebohnya. Sebetulnya saya sempat berniat menjawab langsung komentar mereka, tapi saya pikir tak ada gunanya meladeni orang yang sedang dikuasai amarah, maka saya hanya berkomentar seperlunya saja.

Suatu hal yang tak pernah saya sangka, tulisan saya yang satu ini menjadi buah bibir. Padahal masih banyak judul lain di blog saya, yang mungkin lebih menarik untuk didiskusikan. Sayangnya, topik-topik itu mungkin kurang stunning untuk menjadi bahan ngerumpi.

Sudah Tradisi

Menyaksikan fenomena ini, ingatan saya kembali ke pengalaman selama tiga tahun sebagai Mahasiswa STAN. Ternyata, kehebohan semacam ini bukan baru sekali ini terjadi. Ada beberapa momen yang sukses memancing komentar yang tidak sedikit, sayangnya komentar itu kebanyakan tidak bermutu. Ah, mungkin ada mutunya, KW sekian.

Saya masih ingat ketika saya masih tingkat satu, isu pertama yang saya dapati adalah tentang sikap paranoid terhadap dua huruf: DO. Lucunya saat itu beredar kabar bahwa penggunaan logo STAN sembarangan berakibat fatal hingga menyebabkan DO. Maka pembuatan kaus seragam kelas kami pun urung menggunakan logo STAN.

Saat saya menjadi Koordinator Pusat STAN Fest 2011, berbagai isu mengenai rangkaian acara itu menggema menjadi topik hangat yang memancing berbagai komentar. Entah itu niat berkomentar memberikan tanggapan atau sekadar ingin eksis namanya. Entah itu mengerti duduk permasalahannya atau hanya ikut-ikutan belaka. Yang penting, comment!!

Saat angkatan saya sibuk mempersiapkan KTTA pun, hal serupa pernah terjadi. Pengumuman belum ada, sudah banyak yang sok tahu ini-itu. Anehnya, ditanggapi banyak orang! Sudah jelas ketentuan penyusunan KTTA poin demi poin, masih saja ada yang mempertanyakan hal yang sudah jelas. Lucunya, ditanggapi banyak orang!
Ada momen-momen lain, termasuk bahkan Wisuda 2011 silam. Ramai sekali orang yang memperbincangkan hal-hal yang tidak ada esensinya tentang wisuda. Sedikit gosip saja mudah menyebar, membuat panitia pun bingung menyimak ‘diskusi’ (lebih tepatnya aktvitas ngerumpi) para calon wisudawan. Bahkan seusai wisuda pun, mulai muncul gosip-gosip pemberkasan. Dan seringkali perbincangan ngelantur  ke mana-mana tanpa arah.

Sebagian Doyan Rumpi

Saya berharap judul tulisan saya kali ini diperhatikan dengan baik, bahwa saya tidak menggeneralisasi Mahasiswa STAN. Saya hanya mendapati bahwa fenomena yang terjadi berulang-ulang ini mengantarkan saya pada satu kesimpulan bahwa tipikal sebagian mahasiswa STAN adalah doyan ngerumpi. Apapun isunya, kalau menarik untuk dicaci-maki dan dikomentari, maka akan menyebar dengan cepat sekali.

Sebenarnya ini sebuah hal yang potensial, bahwa Mahasiswa STAN banyak yang asertif dan berani menyampaikan pendapatnya. Akan tetapi, wadah yang ada justru tidak dimanfaatkan dengan baik. Ada event pertemuan mahasiswa dan lembaga dalam satu forum, yang datang tidak seberapa. Ada rekruitmen PKAKP, yang mengajukan diri tak seberapa. Ada Media Center dengan Civitas-nya, yang mengajukan tulisan tak begitu banyak. Atau minimal ada koneksi internet yang memadai dan blog gratis di sana-sini, malas sekali membundel ide-idenya dalam bentuk tulisan yang disampaikan ke khalayak. Sebagian Mahasiswa STAN lebih suka ngerumpi, menilai negatif pendapat orang tanpa mau memberikan solusi.

Terkait tulisan saya tentang psy trap, saya sangat menyayangkan sikap sebagian mahasiswa yang malah sibuk ngerumpi. Bukan pesan yang saya sampaikan dalam tulisan itu yang dicamkan dalam hati, malah modus-modus yang saya sampaikan yang lebih digemari. Sebenarnya mereka sendiri yang rugi, sementara saya terus mengambil manfaat untuk berlatih menulis dan menulis, serta menyampaikan pesan-pesan dan pemikiran saya melalui tulisan-tulisan saya. Semoga tipikal itu segera berubah, karena saya juga pernah menjadi bagian Mahasiswa STAN.

Jurangmangu, 28 Nopember 2011
Selamat menjalani penghujung UTS kali ini, semoga mahasiswa muslim berkah dalam ridho Allah.

Sabtu, 26 November 2011

Pengakuan (Eks) Mahasiswa Bandel

Saat ini, masa-masa tiga tahun menjadi mahasiswa itu seolah berkelebat dalam ingatan. Ada banyak hal manis yang bisa dikenang, dan sebetulnya juga bisa diambil pelajaran. Dan kali ini, saya ingin membuat sebuah pengakuan. Pengakuan dari seorang mantan mahasiswa yang juga calon mahasiswa (DIV/S1, S2, S3), bahwa ternyata dulu ketika menjadi Mahasiswa DIII STAN, saya terhitung bandel juga. Ternyata kuliah di kampus yang tiap semester ada yang drop out itu tidak menyurutkan kebandelan saya.

Malu? Iya juga sih. Tapi semoga ini bukan aib. Baik, berikut bentuk-bentuk bandelnya saya sebagai mahasiswa.

Tidur di Kelas

Dosen yang hanya duduk di depan kelas, membacakan buku, sesekali menulis di papan tulis, tidak interaktif. Apalagi siang-siang cuaca terik, baru makan siang pula! Wah, sedikit buaian angin sepertinya sangat lembut dan mengantarkan jiwa ke awang-awang. Melayang, terbang, dan plop! Mata tertutup, telinga semakin samar mendengar, kepala pun terangguk-angguk. Pernah bahkan sampai ngences. Iya, betul! Untung saya selalu sedia sapu tangan atau tissue di saku kemeja.

Aktivitas tidur di kelas yang paling parah ketika semester pertama. Dosen Principal Accounting namanya Cucu Pujasetia. Saya hampir selalu datang di ‘kloter’ terakhir dibandingkan teman-teman sekelas, maka saya selalu kebagian duduk di deretan bangku paling depan. Delapan belas menit pertama masih sibuk mencatat dan memperhatikan. Lalu mata mulai sayu, tangan lemas, pendengaran memudar, tidur. Posisi duduk saya sendirian di depan, tepat berhadapan dengan meja dosen. Dan ini tidurnya bukan dalam posisi duduk saja, benar-benar tertelungkup ke meja. Lucunya, Pak Cucu hanya melihat dan sesekali tersenyum. Hingga pelajaran hampir berakhir, Pak Cucu memberikan kesempatan bagi yang ingin bertanya. Parahnya, saya malah angkat tangan! Jamin dah itu teman-teman sekelas pasti ada yang jengkel.

Tidak Mengerjakan Tugas

Kebandelan yang satu ini sering terjadi di semester ketiga dan semester keempat. Aktivitas di luar kuliah yang cukup menyita waktu dan tenaga memang sering membuat saya melalaikan tugas kuliah. Sebenarnya bukan karena aktivitas-aktivitas itu, melainkan prioritas waktu saya yang tidak ditata dengan baik. Sudahlah pulang malam, buku yang dibuka bukan buku pelajaran. Ada tugas? Nanti sajalah. Ujung-ujungnya malah tertidur, tugas pun lewat. Seringnya saya kerjakan hanya sebagian. Ketika diminta mengumpulkan tugas, saya ikutan. Tapi ya itu, teman-teman satu bundelan, saya cuma tiga halaman. Itu pun kadang seenaknya saya saja menjawab, bahkan ada yang salah soal tetap saya kumpulkan.

Satu yang masih mengganjal bagi saya. Saat itu ada tugas mata kuliah Hukum Perdata dan Bisnis. Sebagai tugas akhir semester, Pak Bambang memberikan tugas membandingkan dua buah peraturan perundang-undangan. Dan parahnya, sampai sekarang saya tidak mengumpulkan tugas tersebut. Sampai sekarang, dan hanya saya seorang! Pak Bambang pun sudah tak terlihat mengajar di STAN.

Maka dari itulah, tak perlu heran semester ketiga dan keempat berturut-turut 2,87 dan 2,96. Dan saya pun teramat santai menghadapinya. Aneh, bukan?

Terlambat Kuliah

Ada-ada saja yang membuat saya terlambat kuliah. Mulai dari aktivitas kepanitiaan, terlambat mandi, nonton tv, sampai dengan sengaja memperlambat tempo berjalan. Apalagi kalau saya sudah hapal dosennya akan terlambat sekian puluh menit, makin asyik tuh petantang-petenteng. Ee...begitu saya masuk kelas, ketua kelas mengumumkan bahwa kuliahnya batal. Nah, rugi kan yang datang duluan? Logika saya memang aneh.

Pernah dulu saat kuliahnya Pak Diaz, dosen Perpajakan II, saya datang terlambat yang kebangetan. Pak Diaz memang berpesan jika ada mahasiswa yang terlambat karena suatu urusan, harap mengirimkan sms kepada beliau. Dan saya sore itu memang sedang menghadiri sebuah acara, walaupun sebenarnya bisa saya tinggalkan. Saya pun mengirimkan sms ke Pak Diaz, akan hadir menjelang jam empat sore, padahal kuliah sudah dimulai jam dua siang. Dan begitu saya datang, tidak sampai setengah jam, kuliah selesai.

Lain lagi halnya dengan Pak Luther, dosen Perpajakan I. Beliau dikenal ramah dan sebenarnya suka bercanda, meskipun dengan logat Batak-nya yang khas. Biasanya, Pak Luther ini terlambat sekitar lima belas menit, dan saya sudah hapal kebiasaan beliau. Akan tetapi suatu hari, kuliah dimulai pukul 8.00, saya tepat tiba di muka pintu kelas pukul 8.06. Pak Luther sudah di kelas, dan dua orang teman saya yang terlambat tidak diperkenankan masuk, apapun alasannya. Mendapati dua teman saya tidak diperbolehkan masuk, saya urung minta ijin masuk kelas. Saya pikir pasti saya juga tidak diperbolehkan masuk. Ya sudah, saya pulang saja. Tanpa mengetuk pintu kelas pun!

Berpenampilan Tidak Sesuai Aturan

Dalam ketentuan yang berlaku, ada aturan-aturan khusus dalam berpenampilan bagi Mahasiswa STAN. Sebut saja tentang rambut yang tidak menutupi telinga-alis-kerah baju, kemeja polos dengan pilihan warna yang ditentukan, celana katun gelap, dan sepatu. Kecuali potongan rambut, saya pernah melanggar semua itu! Di-list sajalah pakaian yang pernah saya kenakan:
  1. Kaus berkerah
  2. Kemeja batik
  3. Kemeja Panitia Dinamika 2009
  4. Celana jeans
  5. Celana gunung
  6. Sandal
  7. Baju koko
  8. Kemeja kotak-kotak

Pakaian yang tidak sempat saya gunakan adalah perpaduan jeans dan kaus oblong. Terlalu nekad juga kalau sampai kuliah dengan pakaian seperti itu.

Mendebat Direktur

Di perguruan tinggi pada umumnya, mungkin menjadi hal biasa ketika ada mahasiswa yang berunjuk rasa kepada rektor. Tetapi bagi Mahasiswa STAN, sebuah hal yang tabu dan penuh risiko untuk melakukan hal serupa kepada direktur. Saya pernah melakukannya, mendebat Pak Kusmanadji, Direktur STAN.

Saat itu saya menjadi Koordinator Pusat STAN Annual Festival 2011. Salah satu acara dalam rangkaian dies natalis STAN itu sudah fix menggunakan Gedung G. Beberapa hari menjelang acara digelar, rupanya ada kabar bahwa akan diadakan reuni Alumni STAN angkatan 1982 (angkatan Pak Kusmanadji). Hebohlah panitia, kebingungan menyiasati acara.

Sebagai koordinator pusat, saya mengambil langkah untuk menemui direktur secara langsung. Sebenarnya saya sudah yakin akan seperti apa jawaban beliau, tapi saya tetap ngotot. Hasilnya? Saya sampai panik sendiri setelah mendebat beliau, tanpa perubahan keputusan. Alhasil, hingga puncak penutupan STAN Fest 2011 pun, Pak Kusmanadji masih sangat mengenali saya dan menunjukkan sikap tidak respect. Oo, seraaam!!

Datang Paling Akhir, Pergi Paling Awal

Nah, ini kalau musim ujian. Saya tidak begitu suka menyimak perbincangan teman-teman di ruangan saat menit-menit menjelang ujian dilaksanakan, pun mendengar celotehan mereka tentang ujian yang baru dilaksanakan setelah keluar dari ruangan. Makanya, saya hampir selalu datang ujian saat pengawas sudah ada di ruangan, dan segera meninggalkan kelas jika saya rasa sudah cukup menjawab soal-soal ujian. Tak peduli meskipun belum ada satupun teman satu ruangan yang keluar.

Karena demikian lancar? Tidak juga. Sering saya menemukan jalan buntu saat menjawab soal-soal ujian. Lantas saya menjawab tanpa kaidah yang berlaku, saya buat ketentuan sendiri. Alhamdulillah, nyatanya lulus juga.

Bolos Kuliah

Ketentuan bagi Mahasiswa STAN untuk bisa mengikuti ujian adalah kehadiran tatap muka minimal 80%. Itu artinya, dalam tiap semester, ada dua sampai tiga kali kesempatan untuk tidak menghadiri perkuliahan untuk masing-masing mata kuliah. Dan selama menjadi Mahasiswa DIII STAN, hampir semua mata kuliah saya ambil ‘jatah bolos’-nya. Bahkan jika sudah akhir semester dan saya belum pernah absen di mata kuliah tertentu, malah sengaja bolos.

Alasan bolos pun bermacam-macam. Kalau sakit, itu tak bisa saya elakkan. Tapi yang lain juga sering. Bolos karena ikut unjuk rasa, menjadi panitia pemira, ikut seminar, menjadi pembawa acara, atau bahkan bolos di kuliah pagi agar bisa mengerjakan tugas untuk kuliah siang.


Ya, begitulah saya di masa kuliah DIII STAN. Tidak patut dicontoh memang, dan bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Namun demikian, saya bersyukur bisa lulus hingga yudisium dengan segala kebandelan saya sebagai mahasiswa. Mungkin masih ada yang terlewatkan dari yang saya ceritakan ini.

Akan tetapi, perlu dicatat. Kebandelan saya masih dalam batas yang bisa saya ukur. Saya memang tidak pernah mendapatkan IP/IPK cumlaude dalam tiga tahun ini, tetapi saya mengambil batas aman untuk tidak perlu dipanggil ke Sekretariat STAN karena nilai saya yang sangat rawan mendekati ambang batas drop out, misalnya. Saya memang pernah berpakaian tidak sesuai aturan, tetapi saya tahu karakter dosen saya saat saya memutuskan berpenampilan seperti itu. Saya memang mendebat direktur, tetapi saya tidak melupakan batasan-batasan komunikasi yang sopan kepada beliau.

Semoga saja kebandelan ini tidak terus-menerus melekat sebagai kebiasaan buruk. Seiring bertambahnya usia dan pengalaman hidup, semoga semua itu bisa menjadi pelajaran yang mendewasakan. Ya, pelajaran dari kenangan yang tak terlupakan bahwa pernah menjadi Mahasiswa STAN dan lulus! Alhamdulillah....

­­Jurangmangu, 26 Nopember 2011.
Mari sambut psikotes dengan gembira!!

Jumat, 25 November 2011

Echi dan Om Penculik

Echi kelas dua, cantik dan energik. Selalu berjilbab dan berpakaian rapi, mirip sekali ummi-nya. Echi pandai menari, tari yang paling ia suka Tari Saman. Echi paling tidak suka kalau disuruh menarikan tari Bali, apalagi Jaipongan. Echi juga suka main lompat tali.

Hari ini hari sabtu, sekolah Echi libur. Seperti biasa, Echi membantu ummi membersihkan rumah. Echi kebagian ruang tamu dan kamar tidurnya. Kakaknya, Edi, kebagian membersihkan kamar mandi dan dapur.

Selesai membersihkan ruang tamu dan kamarnya, Echi merasa letih sekali. Tapi ia senang, bisa membantu ummi. Jam sembilan, Echi pamit ke ummi. Echi mau main di lapangan. Sebelum Echi pergi, ummi memberikan uang jajan tambahan, bonus untuk Echi yang sudah membantu ummi.

“Ih, Ummi. Echi kan bantu ummi bukan buat uang?” Echi merajuk manja.

“Nggak apa-apa, kamu kan seneng banget es krim-nya Mang Eji? Biasanya bentar lagi dia nongkrong di lapangan.” Ummi menjawab lembut.

“Iya, Mi. Makasih ya, Miii. Echi cintaaa banget ama Ummi.” Echi mencium ummi.

“Iya, ummi juga cintaaaa banget ama Echi.” Ummi memeluk Echi.

Echi berpamitan, dan dengan langkah riang, Echi pun pergi ke lapangan.

Lapangan desa tempat favorit Echi. Lapangannya luas, rumputnya segar, di pinggir lapangan banyak bunga berwarna-warni. Banyak yang bermain di sana. Ada yang bersepeda, main layangan, petak umpet, ada juga yang sibuk utak-atik hape. Echi paling sebal melihat temannya yang sibuk dengan hape di lapangan.

Nah, itu Mang Eji!

Echi berlari menuju Mang Eji. Kali ini Mang Eji memakai baju dan celana serba batik. Echi senang sekali, ia pun bertanya kepada Mang Eji.

“Mang Eji dapet batiknya dari mana? Bagus deh...!” Echi memuji pakaian Mang Eji.

“Oh, ini oleh-oleh adik Mang Eji dari Pekalongan, Neng.” Mang Eji menjawab sambil mengambil es krim kesukaan Echi, cokelat.

“Oo, bulan lalu Echi juga dibeliin rok batik ama Abi. Besok Echi pake deh, mau tunjukin ke Mang Eji.”

Echi mengambil es krim dari Mang Eji. Tiga ribu rupiah.

Echi duduk di dekat gerobak Mang Eji, ada bunya melati yang sangat wangi di dekatnya. Sambil makan es krim, Echi menceritakan tentang ummi yang memberinya hadiah. Juga tentang abi-nya yang tiga minggu ini dinas di luar kota, abi seorang auditor.

Tiba-tiba ada yang mendekati Echi. Om itu menyapa Echi dengan suara berat dan pelan. Tapi wajahnya tidak terlihat, tertutupi topi lebar. Echi terkejut.

“Om siapa?” Echi bertanya heran.

Orang itu tidak menjawab, dia semakin mendekati Echi. Echi bergidik ngeri.

Secepatnya, Echi berdiri dan berlari. Es krimnya entah ke mana. Echi masih sempat melihat orang itu dan Mang Eji tertawa-tawa. Echi yakin sekali orang itu penculik. Tapi kok Mang Eji??

“Ummii...!! Ummiiii...!” Echi lari kencang ke rumah.

“Ummi, ummi! Assalamu’alaykum Ummiii!!”

“Wa’alaykumuss....”

Echi langsung menubruk ummi.

Sambil terus mendekap erat ummi, Echi menceritakan pertemuannya dengan om penculik tadi.

Tidak lama kemudian, ada yang masuk ke rumah mereka. Itu om penculiknya!!

“Assalamu’alaykum....” Lho, kok suara abi??

Orang itu membuka topi lebarnya.

“Ab...Abi?? Aaah, Abi nakaaaaaal!!” Echi langsung lari dan memeluk abi.

Abi dan ummi terbahak-bahak melihat putrinya yang tadi ketakutan setengah mati.

Rupanya itu abi-nya Echi yang baru pulang dari dinas luar. Tiga minggu tidak bercukur, abi jadi mirip penculik. Echi jadi malu, tidak mengenali abi. Tapi Echi senang sekali, abi membawa oleh-oleh lima kardus pempek! Berarti sore ini Echi bisa membantu ummi bagi-bagi pempek ke tetangga.

Ah, untung bukan om penculik betulan!

Jurangmangu, sore hari di 25 Nopember 2011.
Ayo jadikan anak-anak kita anak yang asertif!!

Kamis, 24 November 2011

Kumpulan Twit Tentang #mSTANpp

Bismillah, saya yg miskin wawasan ini mencoba nekat membahas "Mahasiswa STAN dan Partai Politik". Dengan hashtag #mSTANpp

1. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (#STAN) adalah Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) di bawah naungan Kemenkeu RI. #mSTANpp

2. Seperti mahasiswa PTK pada umumnya, Mahasiswa #STAN dipersiapkan menjadi abdi negara di lingkungan Kemenkeu. #mSTANpp

3. Jadi sejatinya, Mahasiswa STAN memerankan 2 lakon: #mahasiswa dan #bakalCPNS, dengan segala warna dan tipikalnya. #mSTANpp

4. Tipikal seperti apa? Mahasiswa dengan segala sikap 'kepemudaan'-nya, bakal CPNS dengan segala sikap 'kebirokratan'-nya. #mSTANpp

5. Sebenarnya, kedua lakon ini tidak bertentangan, asalkan dimainkan dengan baik. Sayangnya banyak yg lebay menyikapi lakon ini. #mSTANpp

6. Lebay, karena ada yg 'kelewat mahasiswa' hingga lupa batasan. Lupa kalo dia Mahasiswa PTK, bukan Mahasiswa PTN. #mSTANpp

7. Lebay, karena ada yg 'kelewat birokrat', jadi semuanya kaku gak pake kompromi. Kreativitas tidak berkembang. Kuliah doank. #mSTANpp

8. Saking kakunya, gerak-geriknya kayak robot. Diajakin aksi damai mendukung KPK aja gak mau dengan alasan takut ke-DO. Halah!! #mSTANpp

9. Saking bebasnya, ada yang aktif di partai politik. Nah ini pembahasan sebenarnya. :) #mSTANpp

10. Beberapa teman saya pernah membahas hal ini, dan mereka sepakat tidak layak Mahasiswa STAN terlibat langsung dalam parpol. #mSTANpp

11. Kenapa? Ya itu tadi, kita adalah calon birokrat. Aktif di parpol >> dikader parpol >> jadi pengurus >> melanggar UU. #mSTANpp

12. Atas dasar logika no.11, beberapa orang memanfaatkannya utk menyerang sekelompok orang tertentu. #mSTANpp

13. Alkisah, pernah Ustaz Hidayat Nur Wahid hadir dalam sebuah acara di STAN. Beliau memberikan ceramah yg sangat memotivasi. #mSTANpp

14. Semua tahu siapa HNW, nama beliau sudah lekat sekali dengan salah satu parpol, sebut saja PKS (inisial disamarkan, hhehee). #mSTANpp

15. Tapi, apakah Ustaz HNW hadir di Kampus STAN dlm kapabilitas sebagai orang PKS? Tidak, beliau hadir sebagai guru. #mSTANpp

16. Tidak ada materi tentang PKS di dalamnya, pun atribut PKS. #mSTANpp

17. Sayangnya, ada yg memanfaatkan kesempatan itu utk menghembuskan angin tak sedap kpd Masjid Baitul Maal, penyelenggara acara. #mSTANpp

18. Isu-isu ada keterlibatan PKS dlm struktur LDK bernama 'Masjid Baitul Maal' semakin dilancarkan dgn kehadiran Ustaz HNW. #mSTANpp

19. Saya kader MBM, sedih ingat kejadian twit no.18. Saat itu sangat ingin bereaksi, tapi saya diminta menahan diri. #mSTANpp

20. MBM itu lembaga keagamaan mahasiswa muslim, apakah salah mengundang ustaz? Trus, mesti ngundang pendeta, gitu? #mSTANpp

21. Lupakan tentang Ustaz HNW. Demi menyemarakkan suasana islami, pernah MBM menggelar konser nasyid. Lagi2 diwarnai isu. #mSTANpp

22. Padahal panitia dg tegas sudah melarang atribut partai apapun yg masuk. #mSTANpp

23. Dan tahukah siapa penyelenggara kedua acara itu? MBM. #mSTANpp

24. Di kesempatan lain, ada acara seminar politik. Menghadirkan tokoh-tokoh ternama. #mSTANpp

25. Ada beberapa narasumber, yang paling saya ingat ada Ibas dan Ruhut Sitompul. Semua tahu itu kader Partai Demokrat. #mSTANpp

26. Saya tunggu suara-suara negatif itu, tidak ada! #mSTANpp

27. Lalu sebenarnya yg jadi masalah bagi para penggosip itu, parpol-nya atau MBM-nya? #mSTANpp

28. Hey!! Padahal jelas sekali Ibas-Ruhut datang dalam sebuah acara politik! #mSTANpp

29. Lalu saya bertanya-tanya, sebenarnya di STAN ini adanya PKS atau Partai Demokrat sih? #mSTANpp

30. Saya masih ingat beberapa orang yg sangat mengelu-elukan kehadiran dua kader parpol franchise (Partai Demokrat) itu. #mSTANpp

31. Kalo mau main isu balas isu, darah muda saya saat itu sudah sangat ingin mem-bully mereka. #mSTANpp

32. Tapi saya ini kan anak MBM? Masa iya melakukan hal-hal tidak terhormat dengan black campaign? #mSTANpp

Masih mau membahas #mSTANpp, tapi udah malem. Besok aja kali ya? Mungkin emang agak melebar bahasannya. Maaf deeh. :)

Pagi ini mau lanjut #mSTANpp. Di note saya tercatat sampai no.32 semalem ya? Oke, bismillah.

33. Pertanyaan demi pertanyaan terus berkelebat. Memang membuat sy bingung saat itu. Dan di sinilah pola pikir sy salah kala itu. #mSTANpp

34. Paradigma saya saat itu masih hitam-putih, kalo nggak kita ya mereka, kalo gak putih ya hitam. #mSTANpp

35. Saya ingat sekali waktu itu ada yg menasihati. "Sebenarnya tidak masalah partai apapun terlibat di kegiatan kampus." #mSTANpp

36. Ya, saya yg buta wawasan saat itu hanya melongo dan bertanya-tanya. Yang menasihati saat itu terbilang senior. #mSTANpp

37. "Kampus ini tempat kita belajar memainkan peran, dan di sinilah kita belajar akan banyak hal sebelum terjun ke masyarakat." #mSTANpp

38. "Tidak salah jika ada tokoh-tokoh partai politik menjadi pengisi acara di kampus. Toh mereka juga punya peran lain." #mSTANpp

39. "Karena selain politisi, mereka pasti punya kapabilitas sebagai ustaz, businessman, dosen, dsb." #mSTANpp

40. "Yang jadi masalah justru pola pikir kamu ini. Mudah terbawa suasana, yg hanya memandang dari satu sisi." Saya pun #terdiam. #mSTANpp

41. "Yg salah ketika kalian terlibat secara langsung menjadi anggota dan pengurus. Karena memang akan bertentangan dgn UU." #mSTANpp

42. "Apalagi setelah jadi pegawai nanti, hati2lah jgn sampai ada atribut partai apapun yg kau gunakan." #mSTANpp

43. "Bukan berarti hak-hakmu sebagai rakyat sipil dilepaskan, sama sekali bukan." #mSTANpp

44. "Hati dan ideologi condong ke partai tertentu, manusiawi. Tapi independen dalam perilaku adalah hal yg harus diperhatikan." #mSTANpp

45. Lebih panjang lagi nasihat itu, tapi cukuplah saya kutipkan penggalannya. #mSTANpp

46. Logika no.11 pun tak semestinya begitu, logika hitam-putih saya pun tak seharunya begitu. #mSTANpp

47. Karena ada bagian2 yg membuat kita bijak dalam berpolitik. Bergaul dgn politisi tak salah, karena mereka juga manusia. #mSTANpp

48. Bikin acara kampus dengan kehadiran politisi pun tak usah dipersoalkan, kecuali secara terbuka mereka kampanye. #mSTANpp

49. Dan banyak isu pun tak masalah. Selama tidak membahayakan, isu tetaplah isu. Jika sudah ke taraf fitnah, baru ditindak! #mSTANpp

50. Menjadi antipati kepada parpol pun bukan sikap yg tepat. Karena ini negara demokrasi, kepentok ke mana pun nemu parpol juga. #mSTANpp

51. Maka jika saya bisa mengulang, rasanya ingin memperbaiki sikap. Tak perlulah saya marah saat itu, tak perlu bersu'uzhon. #mSTANpp

52. Apatah lagi sampai menganggap black campaign segala. Duhai, cetek sekali pemikiranmu, Dio!! #mSTANpp

53. Dan sebentar lagi menjadi pegawai negeri, Insya Allah. Pemikiran cetek itu harus dibuang. #mSTANpp

54. Harus lebih cerdas dalam bersikap, terutama menyikapi tentang keberadaan parpol ini. #mSTANpp

55. Karena parpol bukan barang haram mutlak, hanya memang ada bagian2 yg hannya boleh pada restricted area. #mSTANpp

56. Masih banyak pelajaran lain yg bisa saya petik tntang parpol ini. Tapi biarlah saya pahami sendiri saja dulu. #mSTANpp

57. Hal yg pokok adalah jangan bersikap antipati kepada parpol, pun jangan fanatik apalagi sampai mengambil bagian sebagai anggota. #mSTANpp

58. Lepaskan semua atribut parpol yg dimiliki, bersikaplah wajar sebagaimana rakyat sipil pada umumnya. #mSTANpp

59. Akan halnya bergaul dengan orang2 parpol dalam kapasitasnya sebagai manusia, maka tanggalkanlah embel2 birokrat. #mSTANpp

60. MBM diisukan menjadi markas PKS? Biar saja, toh saya tahu struktur di dalamnya tidak ada campur tangan anggota PKS. #mSTANpp

61. Saya dibilang orang PKS? Sebenarnya ada bangga juga disamakan dengan kader2 partai yg oke punya. #mSTANpp

62. Meskipun orang PKS pun tak akan sudi menjadikan saya yg calon birokrat sebagai anggotanya. #mSTANpp

63. Saya dibilang orang Partai Demokrat? Entah dari mana pula itu. Tapi di Demokrat pun banyak orang hebat, saya tahu. #mSTANpp

64. Lantas apa masalahnya dengan parpol? Toh ia bagian negara ini juga. #mSTANpp

65. Sekali lagi, sikap dan penyikapan kitalah yg harus bijak dan dewasa dalam hal ini. #mSTANpp

66. Bukan saling mencurigai, bukan saling tuduh. Saling-silang sudah biasa, tapi permusuhan jangan dibesarkan. #mSTANpp

67. Karena apa jadinya jika sesama Mahasiswa STAN saja sudah saling menghujat? (Ehm! Jadi ingat kasus 'Penghujat KMSTAN') #mSTANpp

68. Padahal di kampus inilah harapan negeri tertambat, demi sektor yang sangat vital: keuangan. #mSTANpp

69. Dunia mahasiswa adalah dunia pembelajaran. Masyarakat, inilah dunia yang sesungguhnya. #mSTANpp

Sudahi saja ya tentang #mSTANpp? Meskipun ngalor-ngidul gak jelas, semoga ada yg bisa dipetik. :)

Alhamdulillah. Semoga tak ada yg tersakiti, jika ada semoga mau memaafkan diri ini. #mSTANpp

Senin, 21 November 2011

Negeri Santun Itu

Alkisah tersebutlah sebuah negeri di Tenggara Asia. Negeri elok, permai, cantik, menarik, kaya sumber daya alam, berkebudayaan yang beragam, dan penuh kepribadian. Negeri itu, negeri yang hingga sedetik yang lalu masih membuat diri ini bangga, negeri yang membuat diri ini bersyukur sekali menjadi bagian di dalamnya. Negeri itu dikenal dengan budaya timur yang sangat kental dengan kesopanannya, keramahannya, gotong-royongnya, tenggang rasanya, tepa seliranya, dan segenap pujian lainnya.

Kebanggaan sedetik yang lalu itu, seketika agak tertutupi dalam hati ini. Benarkah ini negeriku? Atau aku sedang tersesat di negeri lain yang berbahasa sama dengan negeriku, dengan peta yang sama dengan negeriku, dengan bentuk pemerintahan yang sama dengan negeriku, dengan ras manusianya yang sama dengan negeriku? Hanya itu yang kuharapkan, bahwa aku sedang tersesat di sebuah negeri alien dengan rupa yang sama persis dengan negeriku.

Negeri santun itu, tidak akan mau mencerca tetangganya dengan hinaan tak berakhlak. Negeri santun itu, tidak akan mau meneriaki tetangganya dengan kata-kata kotor. Dan negeri santun itu, tidak akan membuat gaduh tak termaafkan saat lagu kebangsaan negeri sahabat dilantunkan dalam pertandingan olahraga. Ya, karena negeri santun itu adalah negeriku. Negeri santun di tenggara Asia, di barat laut Australia.

Sedangkan di sini aku sedang tersesat. Lihatlah negeri tempatku berada saat ini! Caci-maki membudaya, hinaan kepada tetangga terus menggejala. Menang pertandingan, jumawa. Kalah pertandingan, mencerca lawannya. Dan yang membuat aku ingin segera pulang ke negeriku yang santun, karena negeri ini tak beradab! Tanpa sungkan menenggelamkan lagu kebangsaan tetangga yang sedang dikumandangkan di awal pertandingan. Tanpa malu membuat coreng nama baik sendiri sebagai negeri penyelenggara pertandingan. Kalau ingat seremonial pembukaannya, sungguh malu aku tersesat di negeri ini!

Di sana, di negeri para tetangga, sikap tak beradab itu telah menjadi berita. Bukan hanya tetanga terdekat, tapi sudah sekian negeri memberitakan sikap tak berakhlak negeri ini. Tinggal tunggu saja, negeri ini dicemooh laksana sebuah negeri komunis yang rakyatnya pernah melakukan hal serupa kepada negeri yang pernah menjajah negeri ini. Tinggal tunggu saja, federasi olahraga memberikan sanksi atas tindakan memalukan negeri ini. Tinggal tunggu saja, Yang Maha Kuasa memberikan peringatan yang lebih nyata.

Dan nanti malam, negeri ini akan berhadapan kembali dengan negeri tetangganya. Dalam sebuah pertandingan yang diberi nama ‘final’. Bagaimana nasib lantunan lagu kebangsaan negeri sahabat itu nanti malam? Ah, aku berharap segera kembali ke negeriku sekarang juga. Negeri santun itu....

Di salah satu sudut negeri ‘santun’, 21 Nopember 2011

Minggu, 13 November 2011

Psy Trap, Modus Mengesalkan Ala Sebagian Mahasiswa STAN

Menjadi mahasiswa sebuah perguruan tinggi kedinasan yang menerapkan seleksi ketat di setiap semesternya membutuhkan strategi yang tidak asal-asalan. Pilihan untuk ‘hanya belajar’ atau menambah aktivitas lain kembali ke pribadi masing-masing. Akan tetapi, apapun pilihan itu, konsekuensinya adalah manajemen waktu dan manajemen psikologi adalah hal yang harus ditata sebaik mungkin.

Tiga tahun menjadi Mahasiswa STAN, saya mendapati kenyataan bahwa ada orang-orang tertentu yang melancarkan trik-trik tertentu kepada teman-temannya sesama Mahasiswa STAN dalam rangka persaingan. Pada umumnya bukanlah trik ‘rendahan’. Misalnya dengan dengan memberikan makanan/minuman yang membahayakan kesehatan. Tidak! Trik seperti itu tidak dilakukan oleh Mahasiswa STAN.

Mental, ya mental, itulah yang selalu menjadi titik serang untuk ‘mengalahkan lawan’ sesama Mahasiswa STAN. Disadari atau tidak, ada banyak para pelaku psy-trap  di kalangan Mahasiswa STAN. Seperti apakah modusnya? Mari kita mulakan dengan Bismillah.

Modus Satu

Seperti sebuah kebiasaan, mahasiswa-mahasiswa tertentu akan melancarkan strategi psy-trap dalam penyelesaian tugas. Ketika sudah mengerjakan separuh tugas, rehat sejenak untuk sekadar sms atau mention twitter.

“Eh, ada tugas apa aja ya?” Memberi kesan bahwa ia tidak tahu ada tugas atau tidak.

Sang teman pun akan menjawab bahwa tugasnya ini dan itu, halaman sekian dan sekian.
Lalu sang pelaku psy-trap  akan mendiamkan sms itu terlebih dahulu. Ketika ia berhasil menyelesaikan tiga per empat tugasnya, barulah membalas sms.

“Duh, gue baru tau. Ajarin donk!” Memberi kesan bahwa dia tidak lebih pintar dari temannya itu.
“Tapi gue nggak ngerti.”
“Sama.” Padahal tugas hampir selesai.
“Ya udah besok aja kita nyalin punya si X, katanya sih pendek.”
“Oke.”

Besoknya, ketika mata kuliah yang bersangkutan akan dimulai, dia pura-pura ikut sibuk menyalin jawaban tugas dari temannya. Modal banget! Kertas folio, pulpen, dan segenap piranti lainnya. Lalu tibalah waktu tugas harus dikumpulkan. Tadaaa! Ia pun mengeluarkan bundelan kertas rapi berisi jawaban tugas yang sudah ia persiapkan dengan baik. Tertipulah temannya yang dia tanyai tadi malam. Sementara itu, yang memang bingung dan ikut menyalin jawaban malah melongo, jawaban tugasnya hanya sepersekian.

Modus Dua

Ini tentang ujian. Malam sebelum ujian, biasanya banyak yang bertanya.

“Eh, lu belajar dari mana?” Niatnya mengecek persiapan temannya.
“Aduh, bingung gue. Belajar apa? Kalo elu?” Jebakan dipasang.
“Baru baca IMMSI doank nih.” Jujur. Yang dimaksud adalah paket soal bahas yang disediakan IMMSI.
“Oh, bagus ya? Ya udah deh gue baca IMMSI juga deh.” Padahal bukunya Warren-Fees, Kieso, dan lain-lainnya lengkap dan sudah dipelajari.

Si jujur beranggapan ada teman yang juga belajar hanya dari paket soal bahas IMMSI. Sudah itu saja. Dan ia pun tertipu.

Modus Tiga

Masih malam sebelum ujian. Apapun info yang kemungkinan bisa disebut kisi-kisi, ia sebarkan ke sebanyak mungkin teman. Tanpa pilih-pilih, yang penting terlihat banyak. Efeknya? Yang bingung semakin bingung, lantaran materinya terlihat sangat banyak. Padahal intinya sama, itu-itu juga.

Modus Empat

Sesaat sebelum ujian. Ketahuilah, ada yang pura-pura bingung membaca materi di kelas sebelum ujian itu, ternyata sudah hapal di luar kepala! Mahasiswa yang benar-benar bingung ikut-ikutan belajar sesaat sebelum ujian, berusaha menghapal sebanyak mungkin. Hasilnya otaknya nge-hank, malah jadi banyak blank.

Lalu datang juga pelaku psy-trap lainnya.
“Aduh, gue ketiduran deh semalem. Cuma baca lima halaman.”
“Gue muter-muter belajar dari IMMSI, kagak ngerti juga.”
“Udahlah gue pasrah aja deh.”
“Saya nggak baca sama sekali.”
Hasilnya? Itu empat-empatnya nilainya A.

Modus Lima

Saat ujian, ekspresi kebingungan luar biasa.  Bolak-balik toilet, lap keringat, dan sebagainya. Hal ini menularkan kegugupan kepada teman-temannya. Dia sendiri dengan leluasa menjawab soal dengan hati penuh kemenangan.

Modus Enam

Setelah keluar dari ruang ujian di hari pertama. Sibuk bertanya.
“Eh, lu balance nggak?”
“Nggak tuh, tadi kayaknya ada yang salah.” Jujur.
“Gue balance.” Ini yang lain, jujur juga.
“Kayaknya sengaja dibikin nggak balance deh, tadi gue pake asumsi.” Psy-trap.

Dan yang tadinya balance dan seharusnya benar, meragukan jawabannya sendiri. Besoknya, psikologinya menurun drastis, tidak percaya diri.

Modus Tujuh

Setelah keluar dari ruang ujian. Sibuk bertanya ini-itu, menggamangkan hati teman-temannya.
“Tadi jawaban nomor dua apa ya?”
“Aduh, gue nggak bisa jawab sama sekali!”
“Pasrah aja deh.”
“Aku? Mengarang indah.”
“Wah, ke-DO deh gua kayaknya.”
Saat pengumuman kelulusan, ee masuk papan atas.

Mungkin masih ada beberapa modus lainnya. Tapi saya rasa ini sudah cukup untuk mengutarakan sedikit maksud yang ingin saya sampaikan melalui tulisan ini. Terutama kepada teman-teman saya yang masih aktif sebagai Mahasiswa STAN.
Belajarlah untuk bersikap dewasa. Persaingan memang boleh saja terjadi, tapi lakukanlah dengan bijak. Berlakulah jujur, tidak usah melakukan trik-trik yang sering mengesalkan dan mengecewakan orang seperti itu. Kalau memang kemampuan terbatas, cukup cari cara pemecahannya.

Ketahuilah bahwa orang-orang yang bersikap dengan modus seperti ini tidak akan bertahan lama di dalam pergaulan. Anda akan dicap tidak jujur oleh teman-teman Anda, dan bukan tidak mungkin hati mereka terluka karena sikap Anda.

Mungkin tulisan ini menyinggung orang-orang tertentu, mohon maaf. Mungkin tulisan ini malah membingungkan, mohon maaf juga. Saya hanya berupaya menyampaikan apa yang saya pikirkan, walaupun mungkin tidak ada kemampuan yang mumpuni di dalam diri saya mengenai hal ini.

Semangat berkarya!! Selamat ujian!

Jurangmangu, 13 Nopember 2011, 17.19 WIB.

Rabu, 09 November 2011

Mengamankan Akun di facebook.com dari Posting Nakal

Maraknya penggunaan jejaring sosial di dunia kedua (saya tidak menyebutnya ‘dunia maya’) memberikan banyak dampak positif ke dalam kehidupan kita yang mampu menggunakannya dengan bijak. Dengan meluasnya penggunaan facebook.com misalnya, maka semakin terbuka peluang untuk memanfaatkannya sebagai media promosi. Entah itu promosi barang, jasa, atau bahkan kampanye kandidat presiden/kepala daerah.

Akan tetapi, sebuah hal yang menggejala akhir-akhir ini seringkali merugikan para pengguna facebook.com. Apa pasal? Pengguna facebook.com banyak yang menjadi korban posting palsu dari pihak ketiga mengatasnamakan akun yang dimilikinya. Entah itu melalui pembajakan akun dengan kebocoran password atau melalui aplikasi yang otomatis mem-posting bermacam hal atas nama pemilik akun. Meresahkan, memang. Apalagi jika posting otomatis tersebut berisi konten-konten negatif yang sama sekali bertentangan dengan kepribadian dan keinginan pemilik akun.

Setelah mengamati fenomena ini, saya terpikirkan untuk berbagi cara yang mungkin bisa dilakukan agar akun kita di facebook.com bebas dari tangan-tangan usil yang tidak bertanggung jawab. Berikut hal-hal yang harus kita perhatikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut.



1. Password


Password menjadi kunci yang sangat menentukan agar kita bisa mengakses akun yang kita miliki. Tanpa password yang tepat, kita tidak akan bisa membuka akun kita di facebook.com. Akan tetapi, banyak orang yang meremehkan keberadaan password ini. Dengan alasan supaya mudah diingat, password yang simple pun dipilih. Saking mudahnya diingat, password itu pun dengan mudah ditebak oleh orang lain yang berniat jahat/usil terhadap akun kita.

Sangat penting diingat, jangan pernah menggunakan tanggal lahir sebagai password! Karena hal ini sangat mudah ditebak, apalagi dengan data-data diri kita yang sudah bertebaran di mana-mana. Termasuk dalam hal ini adalah nomor ponsel, nomor rumah, dan angka-angka yang sering Anda pakai sebagai ciri khusus Anda dalam bersosialisasi. Misalnya Anda bergabung dalam sebuah komunitas tertentu, dengan nama keren di komunitas itu ‘Agen2087’. Jangan pernah menggunakan kombinasi angka ‘2087’ sebagai password!

Gunakanlah password yang mudah Anda ingat tetapi susah ditebak orang lain. Caranya? Kombinasikan huruf besar, huruf kecil, angka, dan karakter spesial dengan jumlah karakter yang tidak kurang dari delapan karakter. Contoh sederhana: AvAilAble2012=

Penting juga untuk menjaga kerahasiaan password ini. Tidak perlu memberitahukannya kepada teman-teman Anda, walaupun hanya dalam bentuk clue yang berujung pada tertebaknya password yang Anda gunakan.
2.      


2. Privasi Akses Internet


Perhatikanlah di mana Anda berada! Jika Anda mengakses internet di tempat umum, misalnya warnet, Anda harus ekstra hati-hati. Jangan pernah membiarkan kotak ‘keep me login’, ‘always login’, dan sejenisnya dicentang! Jika ada pilihan ‘save password’, pilihlah ‘dont save’.

Atau Anda bisa menggunakan ‘private browsing’ (Mozilla Firefox), ‘incognito window’ (Google Chrome), ‘private window’ (Opera), dan sejenisnya. Cari saja di menu browser Anda, pilihan ini mudah ditemukan, biasanya dengan shortcut Ctrl+Shift+N. Dengan fasilitas ini, komputer tidak akan menyimpan thumbnail saat Anda browsing, dan tidak ada history yang terekam saat Anda menggunakannya. Password dan username Anda pun tidak akan tersimpan di browser. Memang risikonya jika tanpa sengaja menutup browser, Anda tidak dapat me-restore-nya. Tapi apalah artinya dibandingkan keamanan password Anda? Berhati-hati saja dan jangan terlalu agresif menggerakkan mouse atau menekan tuts keyboard tanpa arah yang jelas!
3.       

      3. Godaan Link

Sekarang, makin banyak bertebaran link di facebook.com. Ada yang memang memberikan informasi bermanfaat, ada juga yang membuat kesal pengguna facebook.com karena terjebak dalam ‘jebakan betmen’. Berhati-hatilah dengan link ini! Bahkan jikapun link tersebut Anda terima dari akun yang terpercaya. Karena bisa jadi, itu ulah jahil aplikasi jahiliyah yang juga telah menjebak orang yang ‘mengirimi’ Anda link tersebut.

Lalu bagaimana kita mengetahui apa sebenarnya isi link itu dengan aman? Silakan copy link tersebut, buka browser yang lain (pastikan username dan password Anda tidak dalam posisi ‘keep me login’ dan sejenisnya) atau buka fasilitas private browsing yang baru, paste-kan link tadi, lalu tekan enter. Apapun isi link itu, akun Anda di facebook.com aman dari kejadian yang tidak diinginkan. Selanjutnya Anda-lah yang memutuskan apakah isi link itu baik atau tidak. Karena Anda adalah pengguna facebook.com yang dewasa serta bisa berpikir dan bertindak secara dewasa pula.

Hal yang juga tidak boleh dilupakan, logout akun Anda sebelum meninggalkan warnet! Untuk lebih meyakinkan lagi jika Anda tidak menggunakan mode private browsing, lakukan clear history minimal untuk jam saat Anda memakainya!
4.      

      4. Aplikasi Web Pihak Ketiga

Sudah banyak aplikasi yang menggunakan facebook.com sebagai inangnya. Mulai dari yang sekadar kuis-kuis ringan berhadiah gambar (semacam kuis ‘Siapa artis yang paling ingin kamu ajak nge-date?’), hingga promo produk perusahaan tertentu yang menjanjikan hadiah barang ekonomis (misalnya ‘Choey Choco’). Bijaklah menggunakan aplikasi, jangan sampai Anda terjebak dengan posting-posting memalukan dari aplikasi tersebut hanya karena Anda teledor!

Saat awal kita menggunakan sebuah aplikasi, ada kotak dialog yang meminta persetujuan kita (‘allow’ atau ‘dont allow’). Jangan remehkan hal ini! Anda bisa melihat apa saja yang bisa dilakukan aplikasi tersebut terhadap akun Anda dari kotak dialog. Pilihan ‘allow to access your basic information’, saya kira tidak terlalu urgent karena di profil sendiri kita sudah menampilkan apa saja yang kita tidak berkeberatan jika ada orang lain yang mengaksesnya. Namun jika ada pilihan ‘allow application to post to your friend’s wall as you’, atau ‘allow application to send message as you’, atau pembolehan lain yang mencurigakan, Anda patut mempertimbangkan kembali untuk menggunakan aplikasi itu atau tidak. Karena jika ini Anda abaikan, jangan marah jika sewaktu-waktu aplikasi tersebut membuat posting-posting tertentu mengatasnamakan akun Anda.
5.      

      5. Login Form di Website Lain

Hati-hatilah ketika browsing! Ada website tertentu yang menjebak Anda untuk memberitahukan mereka akun dan password Anda di facebook.com! Biasanya di website tersebut langsung ada kotak berwarna biru dan putih, lengkap dengan logo facebook.com dan kolom e-mail serta password. Sepintas sangat meyakinkan. Sekali-sekali jangan pernah mengisi kolom tersebut!

Facebook.com memang menyediakan fasilitas share button, like button, dan comment button untuk dipasang di website atau weblog bagi yang menginginkannya. Akan tetapi, kita tidak pernah diminta langsung mengisikan e-mail dan password di website lain selain facebook.com itu sendiri, kecuali itu adalah tipu daya website yang bersangkutan. Jika memang Anda tidak dalam keadaan login di akun facebook.com yang Anda miliki, maka Anda akan diarahkan ke jendela browser yang baru untuk login di alamat tertentu dengan format ‘www.facebook.com/...’. Jadi, jangan pernah tergoda mengisi login form di alamat yang tidak jelas!
6.      

      6. Aplikasi Seluler (Mobile Application)

Semakin berkembangnya teknologi seluler juga tidak bisa dilepaskan dari akses terhadap facebook.com melalui mobile device yang kian meningkat. Beragam aplikasi khusus untuk facebook.com pun sudah banyak tersedia, umumnya bisa didapatkan secara gratis kecuali akses internet untuk men-download-nya. 

Kebanyakan dari kita pun lebih nyaman menggunakan aplikasi ini dibandingkan mengakses m.facebook.com melalui browser bawaan. Apalagi biasanya jika meng-update status melalui aplikasi ini, nama aplikasinya akan muncul mengiringi status kita. Ya, sifat dasar manusia bahwa eksistensinya ingin diakui. Manusiawi memang.

Namun demikian, penggunaan mobile application ini juga harus Anda cermati. Jangan mudah tergoda dengan aplikasi-aplikasi yang tidak jelas vendor-nya dan seringkali membuat Anda terjebak juga. Gunakan hanya mobile application yang Anda yakini kredibilitasnya. Bisa dengan mencari tahu review atas mobile application tersebut sebanyak-banyaknya, atau bertanya kepada kerabat/kenalan yang sudah pernah menggunakannya.

Agar lebih aman, Anda bisa memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang sudah terdaftar secara resmi di application store pada perangkat seluler Anda. Misalnya Ovi Store (Nokia), Blackberry Appworld, Android Market, iOS App (Apple), dan Marketplace (Windows Mobile). Pada umumnya, aplikasi yang sudah terdaftar secara resmi di sana sudah melalui uji kelayakan sehingga aman digunakan. Meskipun tetap ada kemungkinan yang tidak terjaring, tapi jauh lebih aman daripada aplikasi yang tidak jelas asal-usulnya.
7.      

      7. Cekatan Menindaklanjuti

Bagaimana jika terlanjur masuk perangkap? Apa yang harus kita lakukan?

Tenang, tidak usah terlalu panik. Jika memang selama ini reputasi Anda di dunia kedua baik, maka tidak akan begitu mudah bagi teman-teman Anda menilai Anda negatif hanya karena posting mengatasnamakan Anda yang isinya tidak sesuai dengan karakter dan kebiasaan Anda. Malah mereka akan memberikan support dengan membantu Anda menghentikan aksi kurang ajar perangkap tersebut. Misalnya dengan menghapus posting tersebut dan me-report dan/atau menge-block aplikasi yang menjebak Anda.

Jika Anda sedang dalam keadaan online chat, segera buat akun Anda offline dengan klik chat button di kanan bawah, lalu klik gambar gear, hilangkan centang pada opsi ‘available for chat’. Hal ini untuk meminimalkan kemungkinan akun Anda mengirim link yang tidak Anda inginkan kepada teman-teman Anda yang sedang online.

Setelah itu, jangan terburu-buru mengonfirmasi bahwa posting tersebut bukan Anda yang melakukannya. Itu urusan mudah, nanti saja! Segera logout akun Anda, tunggu sekitar enam menit, lalu login lagi. Setelah Anda kembali login (sebaiknya dengan cara yang sudah saya paparkan di poin privasi akses internet), pastikan chat Anda dalam posisi offline. Kemudian klik opsi ‘Account Setting’ pada tanda segitiga di pojok kanan atas, klik ‘apps’, lalu klik tanda silang (remove) di sebelah kanan aplikasi yang ingin Anda buang dari akun Anda.

Barulah setelah langkah-langkah tersebut Anda lakukan, Anda bisa mulai menghapus jejak sisa-sisa keusilan aplikasi nakal yang sudah Anda remove. Anda juga bisa me-report dan/atau menge-block aplikasi tersebut. Nah, sekarang Anda sudah bisa menggunakan akun facebook.com Anda dengan aman. Jika Anda merasa membutuhkan konfirmasi kepada teman-teman Anda, silakan.
8.      

      8. Memperkuat Iman

Apakah poin ini out of the topic? Saya kira tidak. Memperkuat dan menjaga iman kita juga sangat penting dalam menggunakan jejaring sosial semacam facebook.com. Link yang kita terima, tidak semuanya harus kita buka. Jika dari namanya atau preview-nya saja, misalnya, sudah ada gambar wanita berpakaian minim dan/atau pose ‘menantang’, tak usahlah memperturutkan rasa penasaran kita. Karena sekecil-kecilnya sudah pasti ada dosa di sana.

Baiklah, poin demi poin sudah saya bahas sesuai kapasitas saya yang sangat terbatas. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, sekecil apapun manfaat itu. Wallahu a’lam.

Jurangmangu, 9 Nopember 2011/13 Zulhijjah 1432
Diselesaikan pukul 16.59 WIB