Bukankah waktu adalah
kumpulan tunggu?
T'lah kularung mahadendam
yang melambung
ke langit senyap
Setiap kali semesta bertanya,
kujawab
hanya dengan namamu
Aku terpasung
dalam gelora mendambamu
Mungkinkah meredam mahadendam
yang mengakar?
Kumpulan lema ini adalah
tempatku bersembunyi
dari ganasnya namamu
Derap-derap sajak ini adalah
suara langkahku
berlari dari kungkung rindu
Aku berpuisi karena tak mampu
meneguk senyummu
yang berkibar-kibar
merobek jumawaku
Setiap larut
kudeklamasikan namamu,
getar jantungku meraung-raung
di nadir palung
antara hidup dan tiada
Setiap senyap,
kularung binarmu
dalam soneta
yang tak kunjung bermuara
Kamu, perempuanku
Dio Agung Purwanto
Bintaro, 9 November 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar