Senin, 13 Maret 2017

Kekuatan Super Hero

Di sebuah seminar motivasi yang pernah saya ikuti, pembicaranya mengajukan pertanyaan kepada hadirin. “Jika kalian diberikan kesempatan untuk memilih dan memiliki satu kekuatan super hero, kekuatan seperti apa yang ingin kalian miliki?” Demikian disampaikan lelaki tiga puluhan berpostur sedang itu. Sayangnya, saya tidak mendapatkan kesempatan. Padahal ingin sekali rasanya maju dan menyampaikan kekuatan super hero yang saya pilih beserta alasannya. Bukan karena iming-iming doorprize, tapi ingin memaparkan alasan saya itu.

Well, kekuatan super hero yang saya pilih adalah milik Spiderman, yaitu kemampuan mengeluarkan jaring laba-laba super dari pergelangan tangan. Bahkan saat dulu pertama kali menyimak aksi heroik tokoh rekaan itu, saya sudah berlatih mengikuti gerakan jemari Peter Parker untuk mengeluarkan jaring-jaringnya. Apakah saya ingin bergelantungan di antara gedung-gedung pencakar langit agar segera tiba di tujuan tanpa kendaraan? Oh, tidak. Saya hanya ingin memiliki kekuatan itu untuk tujuan tertentu, pastinya bukan untuk bergelantungan seperti Spiderman.

Meskipun masa kecil dihabiskan di desa, saya dulu seorang anak yang gemar membaca. Sejak sebelum bersekolah dasar, berbagai majalah dan buku sudah saya lahap penuh semangat. Dari berbagai bacaan itu, saya mengerti betul konsep membuang sampah pada tempatnya. Bahwa sampah yang dibuang sesuai tempatnya saja masih berpotensi menyebar dan menimbulkan berbagai gangguan bahkan menjadi pemicu banjir, apatah lagi yang dibuang seenaknya di manapun kita suka. Dengan begitu, menjadi hal lumrah saat ransel sekolah dihuni sampah yang saya kumpulkan sebelum menemui tempat sampah yang seharusnya.

Gambar: devianart.net
Ada perasaan jengkel ketika di sekitar ada orang yang dengan entengnya membuang sampah ke sembarang tempat. Ketika di mobil, mereka cukup membuka jendela dan melemparkan sampah ke luar. Ketika bersepeda motor, dengan ringannya sampah itu dijatuhkan di mana saja. Ketika berjalan kaki, jejaknya bukan tapak alas kaki melainkan sampah berhamburan. Apakah tidak risih menjadi salah satu penyebab lingkungan kotor? Apakah tidak memikirkan kemungkinan sampah itu membahayakan orang lain, misalnya kulit pisang dan plastik berminyak yang jika terinjak bisa membuat orang terpeleset dan celaka? Terlebih jika termasuk orang berpendidikan dengan tingkat cukup tinggi, apakah tidak pernah mendapatkan pembelajaran tentang konsep menjaga lingkungan hidup?

Ingin sekali rasanya memiliki kemampuan mengeluarkan jaring-jaring layaknya Spiderman. Setiap kali berjumpa orang yang seenaknya membuang sampah tidak di tempat yang seharusnya, dengan sigap saya akan mengeluarkan jaring-jaring super dari pergelangan tangan. Sampah itu akan saya tangkap, lalu kembalikan ke orang yang membuangnya. Bila perlu, lemparkan sampah itu ke wajah orang yang sembarangan membuangnya. Sederhana saja, agar mereka sadar bahwa perbuatan membuang sampah sembarangan itu adalah kesalahan. Kesalahan yang mungkin dianggap remeh itu menjadi kesalahan besar ketika menjadi kebiasaan.

Lalu bagaimana jika orang itu marah karena sampahnya saya kembalikan bahkan lemparkan ke wajahnya? Ah, kau ini. Saya kan sudah punya jaring-jaring super. Boleh dong sesekali bergelantungan ala Spiderman? Biar nampak keren sikit lah….

Dio Agung Purwanto
Bintaro, 13 Maret 2017

1 komentar:

Elva Susanti mengatakan...

Semoga yang belum punya kesadaran membuang sampah pada tempatnya segera diberi kesadaran.. Dan kalau menjadi spiderman beneran bisa memberantas penjahat masyarakat yang suka buang sampah sembarangan