Di sebuah seminar motivasi yang pernah saya
ikuti, pembicaranya mengajukan pertanyaan kepada hadirin. “Jika kalian
diberikan kesempatan untuk memilih dan memiliki satu kekuatan super hero, kekuatan seperti apa yang
ingin kalian miliki?” Demikian disampaikan lelaki tiga puluhan berpostur sedang
itu. Sayangnya, saya tidak mendapatkan kesempatan. Padahal ingin sekali rasanya
maju dan menyampaikan kekuatan super hero
yang saya pilih beserta alasannya. Bukan karena iming-iming doorprize, tapi ingin memaparkan alasan
saya itu.
Well, kekuatan super
hero yang saya pilih adalah milik Spiderman, yaitu kemampuan mengeluarkan
jaring laba-laba super dari pergelangan tangan. Bahkan saat dulu pertama kali menyimak
aksi heroik tokoh rekaan itu, saya sudah berlatih mengikuti gerakan jemari Peter
Parker untuk mengeluarkan jaring-jaringnya. Apakah saya ingin bergelantungan di
antara gedung-gedung pencakar langit agar segera tiba di tujuan tanpa kendaraan?
Oh, tidak. Saya hanya ingin memiliki kekuatan itu untuk tujuan tertentu,
pastinya bukan untuk bergelantungan seperti Spiderman.
Meskipun masa kecil dihabiskan di desa, saya dulu
seorang anak yang gemar membaca. Sejak sebelum bersekolah dasar, berbagai
majalah dan buku sudah saya lahap penuh semangat. Dari berbagai bacaan itu,
saya mengerti betul konsep membuang sampah pada tempatnya. Bahwa sampah yang
dibuang sesuai tempatnya saja masih berpotensi menyebar dan menimbulkan
berbagai gangguan bahkan menjadi pemicu banjir, apatah lagi yang dibuang
seenaknya di manapun kita suka. Dengan begitu, menjadi hal lumrah saat ransel
sekolah dihuni sampah yang saya kumpulkan sebelum menemui tempat sampah yang
seharusnya.
Gambar: devianart.net |
Ada perasaan jengkel ketika di sekitar ada
orang yang dengan entengnya membuang sampah ke sembarang tempat. Ketika di
mobil, mereka cukup membuka jendela dan melemparkan sampah ke luar. Ketika
bersepeda motor, dengan ringannya sampah itu dijatuhkan di mana saja. Ketika
berjalan kaki, jejaknya bukan tapak alas kaki melainkan sampah berhamburan. Apakah
tidak risih menjadi salah satu penyebab lingkungan kotor? Apakah tidak
memikirkan kemungkinan sampah itu membahayakan orang lain, misalnya kulit
pisang dan plastik berminyak yang jika terinjak bisa membuat orang terpeleset
dan celaka? Terlebih jika termasuk orang berpendidikan dengan tingkat cukup
tinggi, apakah tidak pernah mendapatkan pembelajaran tentang konsep menjaga
lingkungan hidup?
Ingin sekali rasanya memiliki kemampuan
mengeluarkan jaring-jaring layaknya Spiderman. Setiap kali berjumpa orang yang
seenaknya membuang sampah tidak di tempat yang seharusnya, dengan sigap saya
akan mengeluarkan jaring-jaring super dari pergelangan tangan. Sampah itu akan
saya tangkap, lalu kembalikan ke orang yang membuangnya. Bila perlu, lemparkan
sampah itu ke wajah orang yang sembarangan membuangnya. Sederhana saja, agar
mereka sadar bahwa perbuatan membuang sampah sembarangan itu adalah kesalahan.
Kesalahan yang mungkin dianggap remeh itu menjadi kesalahan besar ketika
menjadi kebiasaan.
Lalu bagaimana jika orang itu marah karena
sampahnya saya kembalikan bahkan lemparkan ke wajahnya? Ah, kau ini. Saya kan
sudah punya jaring-jaring super. Boleh dong sesekali bergelantungan ala
Spiderman? Biar nampak keren sikit lah….
Dio Agung Purwanto
Bintaro, 13 Maret 2017
1 komentar:
Semoga yang belum punya kesadaran membuang sampah pada tempatnya segera diberi kesadaran.. Dan kalau menjadi spiderman beneran bisa memberantas penjahat masyarakat yang suka buang sampah sembarangan
Posting Komentar