Katamu bensin naik itu kejam, tadi malam
Katamu listrik naik itu sadis, tadi malam
Katamu uang ada kita tinggal kerja, tadi malam
Aku bangun pagi ini
penuh gempita berseri-seri
Kusampirkan harapan di depan
toko tua kami
Secerah pagi ini, toko pasti ramai sekali
Seceria tadi malam, bintang kerlip sekali
Dua tiga kereta lalu
Tanpa kuda, tanpa mesin
Hanya ada muatan bisu
Jerami kapitalis yang sebagiannya abu
Dua tiga gerobak lalu
Tanpa roda, tanpa gagang kayu
Hanya ada muatan tuli
Sampah busuk intrik politik
Aku gagu di depan tokoku
Ke mana hati?
Biasanya dia lewat berjualan roti
Ke mana malu?
Biasanya dia lalang berniaga susu
Ah, jangan bilang...
Bergegas kususul kereta dan gerobak
Terseok-seok kupanggul harapan
Hingga terkejar
Akupun hanya bisa gagu
Ya, muatan tuli dan bisu
adalah roti dan susu
yang ada dalam mimpiku
tadi malam
Dio Agung Purwanto
Bintaro, 5 Januari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar