Liburan kali ini, saya tidak pulang ke rumah karena berbagai alasan. Namun saya akan berbagi pengalaman saya pulang kampung pada liburan terdahulu. Bintaro-Baturaja naik bus langsung itu mah biasa, tapi tantangannya kurang terasa jika dibandingkan dengan backpacking.
Pondok Ranji
Dari kawasan Bintaro, pilihlah untuk naik kereta api dari Stasiun Pondok Ranji. Untuk menuju stasiun ini dari Kampus STAN bisa naik angkot D09 dari Jalan Bintaro Raya atau jika berangkat dari Jalan Ceger Raya bisa naik D22, lalu berhenti di perempatan Bintaro Plaza, cukup membayar Rp2.000,00. Selanjutnya berjalan ke arah Selatan menuju stasiun yang tak seberapa jauh. Kereta api ke arah Merak biasanya berangkat pukul delapan pagi dan pukul satu siang, dengan tarif tiket Rp5.000,00. Perjalanan empat hingga lima jam ini tak akan sepi dari pedagang asongan yang lalu-lalang tiada henti di setiap gerbong kereta. Setelah itu, turun di Stasiun Merak yang persis berada di samping Pelabuhan Merak.
Pelabuhan Merak
Ketika tiba di Pelabuhan Merak, azan Zuhur sudah berkumandang. Bisa saja jika ingin mencari mushola, cukup banyak di sekitar pelabuhan. Namun untuk mengejar waktu perjalanan, saya merekomendasikan Anda untuk segera membeli tiket kapal ferry seharga Rp11.500,00 dan naik ke atas kapal. Beberapa waktu kemudian kapal berangkat, dan Anda bisa melaksanakan sholat Zuhur dengan tenang di atas kapal, plus sensasi goyangan ombak yang menambah nikmatnya sujud di mushola kapal. Jangan lupa untuk men-jamak sholat Asar!
Kapal Ferry
Dua jam di atas kapal, banyak hal yang bisa dilakukan. Termasuk memandangi deburan ombak, memperhatikan kumpulan ganggang laut, dan melihat ikan yang sesekali meloncat di kejauhan, yang acapkali membuat mata berkabut atas ketenangan dan peresapan atas ayat yang diulang-ulang di Surat Arrahman. Di kapal biasanya ada tiga ruangan besar tempat beristirahat. Pilihlah ruangan ekonomi yang tidak menarik biaya tambahan. Sedangkan ruangan bisnis dan eksekutif biasanya dilengkapi dengan kursi empuk, AC, hiburan live music, dan/atau tempat lesehan. Tentunya dengan biaya tambahan, biasanya Rp7.000 ke atas. Tapi, apalah artinya fasilitas itu untuk dua jam perjalanan?
Sambil menikmati deburan ombak dan semilir angin, cobalah perhatikan awak bus yang biasanya berkeliling mencari tambahan penumpang. Cukup tunggu dan perhatikan, biasanya akan ditawari perjalanan lanjutan. Ambillah bus yang menuju atau melewati Bandar Lampung, sepakati harga antara Rp20.000,00 hingga Rp25.000,00. Setelah itu, bergegaslah naik ke bus yang dimaksudkan. Atau jika kesepakatan dilakukan saat kapal belum juga akan merapat, cukup pastikan bus mana yang harus ditumpangi. Namun jangan lupa untuk segera naik ke bus saat terdengar peringatan bahwa kapal akan segera merapat. Alternatif lainnya, Anda tunggu hingga turun di Pelabuhan Bakauheni, baru kemudian mencari bus yang bisa ditumpangi.
Pelabuhan Bakauheni
Tiba di Pelabuhan Bakauheni, pastikan Anda keluar dari kapal dengan menumpang bus yang sudah Anda sepakati dengan awaknya. Setelah itu, silakan nikmati perjalanan sekitar tiga jam menuju Bandar Lampung. Beberapa bus berhenti di Terminal Rajabasa, namun sebagian besar tidak, karena langsung melanjutkan perjalanan. Perhatikan jalan di sekitar bus Anda. Jika Anda sudah menemui beberapa angkot berwarna biru muda, segeralah turun dari bus!
Bandar Lampung
Lanjutkan perjalanan dengan angkot biru muda tersebut, katakan pada sopirnya bahwa Anda akan menuju Stasiun Tanjung Karang. Selanjutnya, perhatikanlah jalan di sebelah kiri hingga Anda menemui Masjid Taqwa, berhentilah di sana! Ongkos angkot Rp2.000,00. Masjid Taqwa ada di sebelah Stasiun Tanjung Karang, tunaikanlah sholat Maghrib di sana.
Kesegaran wudhu sholat Maghrib memberikan energi positif yang sangat bermanfaat. Songsonglah loket pembelian tiket kereta api dengan senyuman segar! Jika beruntung, Anda akan langsung mendapatkan tiket kereta ke arah Palembang tanpa antre. Dalam kondisi normal, tiket kelas bisnis seharga Rp60.000,00, sedangkan tiket kelas eksekutif seharga Rp120.000,00. Namun jika sedang dalam libur lebaran, tarif akan naik sejumlah Rp10.000,00. Dengan alasan penghematan (terlalu naif jika saya mengatakan “Apalah arti perjalanan tujuh jam?” untuk hal ini), lebih baik Anda memilih kelas bisnis.
Sembari menunggu keberangkatan kereta pukul sembilan malam, bolehlah berkeliling di sekitar stasiun. Mungkin Anda ingin membeli minuman sebagai bekal perjalanan tujuh jam di kereta. Percayalah, untuk perjalanan kali ini, tak akan ada pedagang asongan di dalam kereta. Oia, makan malam jangan lupa! Ada kedai mi ayam di dekat stasiun, lumayanlah untuk harga Rp4.000,00. Jika sudah terdengar azan, tunaikanlah sholat Isya’ di masjid yang sama dengan tempat sholat Maghrib tadi.
Sudah hampir bisa dipastikan, kereta akan berangkat minimal enam menit melampaui jadwal. Namun jangan sampai membuat Anda lengah tanpa memastikan gerbong mana yang harus Anda tumpangi. Duduklah yang mantap, pastikan barang-barang Anda dalam posisi yang benar-benar aman. Lalu nikmatilah perjalanan malam yang akan penuh dengan perhentian di stasiun-stasiun yang mungkin berjumlah lebih dari seratus. Untuk menghindari was-was terlewatkan Stasiun Baturaja, mintalah petugas terdekat untuk mengingatkan Anda.
Baturaja
Sekitar pukul dua dini hari, sebaiknya Anda berjaga. Isilah waktu tersebut dengan tilawah, membaca buku, atau kegiatan ringan bermanfaat lainnya. Sebelum azan Subuh berkumandang, Insya Allah Anda sudah tiba di Stasiun Baturaja. Selamat datang di Kota Beras, bersih-elok-rapi-aman-sejahtera! Lalu tetapkanlah tujuan Anda selanjutnya. Dalam kondisi normal, ojek di kota ini bertarif Rp3.000,00 untuk ke sudut kota mana pun. Jika pun si tukang ojek meminta lebih, pasanglah harga maksimal Rp5.000,00.
Trik Perjalanan Seorang Bujangan
1. Siapkanlah perjalanan Anda sebaik mungkin! Minimal bawalah bekal untuk makan siang ketika tiba di Pelabuhan Merak, air minum secukupnya, dan obat praktis sesuai penyakit bawaan.
2. Jangan lupa menyertakan peralatan mandi dalam bawaan Anda!
3. Meskipun dengan celana panjang sudah bisa melaksanakan sholat, tidak ada salahnya menyiapkan kain sarung untuk berjaga-jaga jika celana terkena najis dalam perjalanan. Ingatlah bahwa perjalanan Anda menggunakan angkutan umum yang rawan terkena muntah, kencing bayi, dan sebagainya.
4. Letakkan mushaf Alqur’an dan bacaan pengisi perjalanan di tempat yang mudah dijangkau dalam tas Anda!
5. Pakailah celana panjang, baju lengan panjang, penutup kepala, dan jaket! Anda tentu tidak mau bersentuhan kulit secara langsung dengan wanita yang bukan mahram saat berdesakan di angkutan umum.
6. Pilihlah celana berkantong banyak dan jaket dengan kantong dalam di bagian dada! Pisahkanlah uang Anda di beberapa kantong, dompet dan ponsel di kantong jaket bagian dada!
7. Daripada sepatu, lebih baik memakai sandal gunung berbahan karet. Hal ini akan memudahkan Anda ketika harus menghadapi kondisi basah/hujan, sehingga tak perlu repot dengan kaos kaki.
8. Saat berada dalam antrean, sandanglah tas dengan posisi di depan dada!
9. Hindari menggunakan parfum terlalu banyak atau yang beraroma menyengat! Banyak penumpang lain yang tidak menyukai hal itu, bahkan bisa membuat mereka mual dan muntah.
10. Anda pasti paham betul akan kewajiban sholat. Perhitungkanlah dengan matang kemungkinan waktu sholat! Agar Anda bisa memutuskan untuk men-jamak sholat, di awal atau di akhir.
11. Gunakanlah ponsel hanya pada tempat yang Anda yakini keamanannya! Tentu Anda tidak menginginkan jambret merampas ponsel Anda.
Jurangmangu, ba’da Asar 26 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar