Minggu, 13 November 2011

Psy Trap, Modus Mengesalkan Ala Sebagian Mahasiswa STAN

Menjadi mahasiswa sebuah perguruan tinggi kedinasan yang menerapkan seleksi ketat di setiap semesternya membutuhkan strategi yang tidak asal-asalan. Pilihan untuk ‘hanya belajar’ atau menambah aktivitas lain kembali ke pribadi masing-masing. Akan tetapi, apapun pilihan itu, konsekuensinya adalah manajemen waktu dan manajemen psikologi adalah hal yang harus ditata sebaik mungkin.

Tiga tahun menjadi Mahasiswa STAN, saya mendapati kenyataan bahwa ada orang-orang tertentu yang melancarkan trik-trik tertentu kepada teman-temannya sesama Mahasiswa STAN dalam rangka persaingan. Pada umumnya bukanlah trik ‘rendahan’. Misalnya dengan dengan memberikan makanan/minuman yang membahayakan kesehatan. Tidak! Trik seperti itu tidak dilakukan oleh Mahasiswa STAN.

Mental, ya mental, itulah yang selalu menjadi titik serang untuk ‘mengalahkan lawan’ sesama Mahasiswa STAN. Disadari atau tidak, ada banyak para pelaku psy-trap  di kalangan Mahasiswa STAN. Seperti apakah modusnya? Mari kita mulakan dengan Bismillah.

Modus Satu

Seperti sebuah kebiasaan, mahasiswa-mahasiswa tertentu akan melancarkan strategi psy-trap dalam penyelesaian tugas. Ketika sudah mengerjakan separuh tugas, rehat sejenak untuk sekadar sms atau mention twitter.

“Eh, ada tugas apa aja ya?” Memberi kesan bahwa ia tidak tahu ada tugas atau tidak.

Sang teman pun akan menjawab bahwa tugasnya ini dan itu, halaman sekian dan sekian.
Lalu sang pelaku psy-trap  akan mendiamkan sms itu terlebih dahulu. Ketika ia berhasil menyelesaikan tiga per empat tugasnya, barulah membalas sms.

“Duh, gue baru tau. Ajarin donk!” Memberi kesan bahwa dia tidak lebih pintar dari temannya itu.
“Tapi gue nggak ngerti.”
“Sama.” Padahal tugas hampir selesai.
“Ya udah besok aja kita nyalin punya si X, katanya sih pendek.”
“Oke.”

Besoknya, ketika mata kuliah yang bersangkutan akan dimulai, dia pura-pura ikut sibuk menyalin jawaban tugas dari temannya. Modal banget! Kertas folio, pulpen, dan segenap piranti lainnya. Lalu tibalah waktu tugas harus dikumpulkan. Tadaaa! Ia pun mengeluarkan bundelan kertas rapi berisi jawaban tugas yang sudah ia persiapkan dengan baik. Tertipulah temannya yang dia tanyai tadi malam. Sementara itu, yang memang bingung dan ikut menyalin jawaban malah melongo, jawaban tugasnya hanya sepersekian.

Modus Dua

Ini tentang ujian. Malam sebelum ujian, biasanya banyak yang bertanya.

“Eh, lu belajar dari mana?” Niatnya mengecek persiapan temannya.
“Aduh, bingung gue. Belajar apa? Kalo elu?” Jebakan dipasang.
“Baru baca IMMSI doank nih.” Jujur. Yang dimaksud adalah paket soal bahas yang disediakan IMMSI.
“Oh, bagus ya? Ya udah deh gue baca IMMSI juga deh.” Padahal bukunya Warren-Fees, Kieso, dan lain-lainnya lengkap dan sudah dipelajari.

Si jujur beranggapan ada teman yang juga belajar hanya dari paket soal bahas IMMSI. Sudah itu saja. Dan ia pun tertipu.

Modus Tiga

Masih malam sebelum ujian. Apapun info yang kemungkinan bisa disebut kisi-kisi, ia sebarkan ke sebanyak mungkin teman. Tanpa pilih-pilih, yang penting terlihat banyak. Efeknya? Yang bingung semakin bingung, lantaran materinya terlihat sangat banyak. Padahal intinya sama, itu-itu juga.

Modus Empat

Sesaat sebelum ujian. Ketahuilah, ada yang pura-pura bingung membaca materi di kelas sebelum ujian itu, ternyata sudah hapal di luar kepala! Mahasiswa yang benar-benar bingung ikut-ikutan belajar sesaat sebelum ujian, berusaha menghapal sebanyak mungkin. Hasilnya otaknya nge-hank, malah jadi banyak blank.

Lalu datang juga pelaku psy-trap lainnya.
“Aduh, gue ketiduran deh semalem. Cuma baca lima halaman.”
“Gue muter-muter belajar dari IMMSI, kagak ngerti juga.”
“Udahlah gue pasrah aja deh.”
“Saya nggak baca sama sekali.”
Hasilnya? Itu empat-empatnya nilainya A.

Modus Lima

Saat ujian, ekspresi kebingungan luar biasa.  Bolak-balik toilet, lap keringat, dan sebagainya. Hal ini menularkan kegugupan kepada teman-temannya. Dia sendiri dengan leluasa menjawab soal dengan hati penuh kemenangan.

Modus Enam

Setelah keluar dari ruang ujian di hari pertama. Sibuk bertanya.
“Eh, lu balance nggak?”
“Nggak tuh, tadi kayaknya ada yang salah.” Jujur.
“Gue balance.” Ini yang lain, jujur juga.
“Kayaknya sengaja dibikin nggak balance deh, tadi gue pake asumsi.” Psy-trap.

Dan yang tadinya balance dan seharusnya benar, meragukan jawabannya sendiri. Besoknya, psikologinya menurun drastis, tidak percaya diri.

Modus Tujuh

Setelah keluar dari ruang ujian. Sibuk bertanya ini-itu, menggamangkan hati teman-temannya.
“Tadi jawaban nomor dua apa ya?”
“Aduh, gue nggak bisa jawab sama sekali!”
“Pasrah aja deh.”
“Aku? Mengarang indah.”
“Wah, ke-DO deh gua kayaknya.”
Saat pengumuman kelulusan, ee masuk papan atas.

Mungkin masih ada beberapa modus lainnya. Tapi saya rasa ini sudah cukup untuk mengutarakan sedikit maksud yang ingin saya sampaikan melalui tulisan ini. Terutama kepada teman-teman saya yang masih aktif sebagai Mahasiswa STAN.
Belajarlah untuk bersikap dewasa. Persaingan memang boleh saja terjadi, tapi lakukanlah dengan bijak. Berlakulah jujur, tidak usah melakukan trik-trik yang sering mengesalkan dan mengecewakan orang seperti itu. Kalau memang kemampuan terbatas, cukup cari cara pemecahannya.

Ketahuilah bahwa orang-orang yang bersikap dengan modus seperti ini tidak akan bertahan lama di dalam pergaulan. Anda akan dicap tidak jujur oleh teman-teman Anda, dan bukan tidak mungkin hati mereka terluka karena sikap Anda.

Mungkin tulisan ini menyinggung orang-orang tertentu, mohon maaf. Mungkin tulisan ini malah membingungkan, mohon maaf juga. Saya hanya berupaya menyampaikan apa yang saya pikirkan, walaupun mungkin tidak ada kemampuan yang mumpuni di dalam diri saya mengenai hal ini.

Semangat berkarya!! Selamat ujian!

Jurangmangu, 13 Nopember 2011, 17.19 WIB.

34 komentar:

yoga mengatakan...

mas,, tak copas boleh?

Sri Nuksmo Jati mengatakan...

Hina banget orang kaya gini

kimibosta mengatakan...

jangan2 jadi nya ya?

:3

jujur, sebenarnya itu bukan kearah berbohong atau gimana, bukan mau melindungi mereka yang melakukan psytrap, tapi, youve got it wrong...

kenapa tanya nya :

udah belajar belum? belajar apa?

kenapa g tanya aja:

"cuk, ajarin lah... ==" mentang2 pinter g mau bagi2..."



"Ketahuilah bahwa orang-orang yang bersikap dengan modus seperti ini tidak akan bertahan lama di dalam pergaulan. Anda akan dicap tidak jujur oleh teman-teman Anda, dan bukan tidak mungkin hati mereka terluka karena sikap Anda"

saya quote pernyataan anda.

1 komentar: "Y U no Understand your family..."

kawan, saya juga anak stan, hei... kau tidak mengetahui kemampuan sahabatmu... dan tunggu, mereka bukan sahabatmu, mereka keluargamu! what a pathetic... you dont know your family well.

sebenarnya, dari beberapa contoh yang anda masukkan diatas, harusnya ada beberapa hal yang harus diklarifikasi, dan karena kau mengatakan ini adalah pemikiranmu, so, berikan kesempatan untuk orang lain berpendapat.

disini, saranku :

1. kenali keluargamu, dari waktu masuk sampai UTS pertama itu udah cukup untuk mengetahui kemampuan keluargamu, siapa yang pintar, siapa yang kurang, siapa yang suka menyembunyikan sifatnya, siapa yang suka pamer, siapa yang bla3x... jadi kalian bisa tau, what is he/she really doin... jadi pemikiran seperti yang anda sampaikan diatas, pasti tidak pernah terjadi... :)

2. think out of the box. :)

3. try to feel what you cant see... your eyes, your ears are not always telling truth... coba deh, kalo emang kau merasa MEREKA temen kelasmu, jangan cuman ngepost di blog, ngomong langsung ama mereka. :) and you will soon change your mind.

4. "Ketahuilah bahwa orang-orang yang bersikap dengan modus seperti ini tidak akan bertahan lama di dalam pergaulan." khusus yang ini, saya malah takut, anda yang akan mengalaminya... :)

CMIIW

rezaaaaa mengatakan...

Ini tentang ujian. Malam sebelum ujian, biasanya banyak yang bertanya.

“Eh, lu belajar dari mana?” Niatnya mengecek persiapan temannya.
“Aduh, bingung gue. Belajar apa? Kalo elu?” Jebakan dipasang.
“Baru baca IMMSI doank nih.” Jujur. Yang dimaksud adalah paket soal bahas yang disediakan IMMSI.
“Oh, bagus ya? Ya udah deh gue baca IMMSI juga deh.” Padahal bukunya Warren-Fees, Kieso, dan lain-lainnya lengkap dan sudah dipelajari.

Si jujur beranggapan ada teman yang juga belajar hanya dari paket soal bahas IMMSI. Sudah itu saja. Dan ia pun tertipu.


AKU GAK SETUJU AMA YANG INI GAN
WHY???
Karena ane tiap ujian belajar immsi doang,,,
Kemaren pas ujian pajak
Malem" jam 12 temen ane tanya : "kamu belajar dr mana? aku belum belajar ni, baru selese nonton indo malay."
aku : "immsi aja"
dia : "ok, tp bener ya immsi?"
aku : "iyaa"

sumpah gan, ane gak muna ya, ane belajar immsi bilang dari immsi
nah temen ane ni yang tanya", pajaknya paling jago gan di kelas
so, ngapain tanya ke ane yang biasa aja
dia seperti mastiin saingannya aja

esooknyaaaa #JEDEEERRRR
keluar dari IMMSI semua, Puji Tuhan banget

temen ane selesai ujian bilang gini ke ane : "Waaahhh, aku tadi malem gajadi belajar immsi,,, huhuhu "

so, wtf, siapa yang muna?
ane apa yang nanya?

Unknown mengatakan...

Silakan. Just enjoy it, okay? :)

Andika Gusmantoro mengatakan...

itu yang membuat guwe kalau ujian mending dateng belakangan dan kalau udah selesai langsung pulang. Psy-warnya sangat mematikan john :p

zaky mengatakan...

susah juga yaa mas,, kalo pas lagi ujian gini d tanya "udah belajar?", "belum", "ah pencitraan"..padahal aku mah beneran belum belajar -___-

Azirizky mengatakan...

wah, emang bener. tambahan mas, pas minta ajarin ato tentir bilangnya ga bisa. tau-tau dapet A -.-"

Lucca Yoga mengatakan...

*speechless* astaga, ternyata ada orang yang seniat itu sama temannya sendiri. Kita sama-sama belajar, harusnya saling membantu. Sedih.

agung mengatakan...

hahaaa... ngakak masbero..

Kawasaki Ninja 650 & ER6N Foto

Anonim mengatakan...

ijin copas ya kakak :)

Unknown mengatakan...

Yang mau share, silakan. Tapi jangan jadikan tulisan ini pedoman. Dari judulnya sudah saya katakan 'sebagian'. Mahasiswa STAN yang baik hati dan tulus jauh lebih banyak. :)

Unknown mengatakan...

gue korban kayanya
ga nyangka ada yg kaya gini di stan -__-a

choo mengatakan...

bodo amat lah sama mereka. kita punya hidup kita sendiri dan hal2 yang mendukung untuk kebaikan kita. mereka bukan siapa2, dan ga perlu diurusin laah, toh ga bakal berubah bung. . perbaiki diri sendiri aja deh :)

Waldmunt Loyce mengatakan...

ya kalo itu mah tergantung niat ama tujuannya aja, kalo emang niat ngejebak ya psytrap namanya, tapi banyak juga kan yang keliatan mirip kayak psytrap tapi sebenernya orangnya jujur jadi jangan buruk sangka dulu, wuakaka,
lagian kalo ikutan-ikutan temen kayak gitu ya berarti emang orangnya aja yang males blajar, kalo emang niat blajar ya belajar aja biarin mau temen kagak belajar juga, hha

messages mengatakan...

"Belajarlah untuk bersikap dewasa. Persaingan memang boleh saja terjadi, tapi lakukanlah dengan bijak. Berlakulah jujur, tidak usah melakukan trik-trik yang sering mengesalkan dan mengecewakan orang seperti itu"

^Terdengar seperti psy-trap

mr.8_Highlanders mengatakan...

hmm,,, yang jelas janganlah su'udzon, kita udah dewasa harusnya tahu apa hal terbaik yg harus dilakuin, tinggal dikembalikan kpd pribadi masing2, kalo emang pengen sukses ujian ya usaha keras dulu, sisanya serahkan kepada-Nya

setuju tu ma kimibosta,,,
I believe they won't betray me, because we're family,,,

meymanurung mengatakan...

sebenarnya bukan cuma salah si psy-trapper sih, mbok ya yang kuliah itu kan per individu, klo temen bilang ga belajar masa ikutikutan cuma gara-gara ada temen.

yah, namanya juga sama-sama pengen sukses kadang ada yang pake cara begini. pekerjaan kita yah harus teguh sama prinsip diri sendiri. mau belajar ya belajar, lagi males ya ga usah belajar. gitu aja kok ribet haha
cmiiw

FERDHI ANSHORI mengatakan...

FERDHI ANSHORI

Hehehe, saya psy trap ga yaaa?



kalo ditanya Sukses gak ujiane? mesti jawabe SUKSES
ya, sukses menurut saya, ga tahu menurut yg lain..eheheheh.

Lebih seneng berangkat ngepas waktu, nenteng pulpen 2, tipe X, KTM, dan ngebawa senyum sok manis..


emmm, dan tambahan mas, perlu ditanyain juga tuh , yang nambah-nambah kertas itu.. karena temen yg lain pada nambah kertas. Gengsi dong kalo ga nambah kertas, meskipun pada akhirnya ga digunain. ...eheheheheheheheh

keluar ujian lebih awal (bisa itu karena ngerti/kagak/bosen ama soalnya/ kebelet e*k)

ya itu menurut pengalaman saya aja ....sekedar berbagi aja. monggoooo

FERDHI ANSHORI mengatakan...

Dan satu lagi, di kalangan yang nilainya pas-pasan kayane psy trap kurang laku yaaaaaaaaa.....

FERDHI ANSHORI mengatakan...

yaelah mas satu ini, disaat suasana sedang ujian mlah bikin blog yg kyk gini. niatnya bagus dengan nyebutin modus2 tapi liat kedepannya mas, paling gak ntar pasti ada pihak yang merasa dirugikan yang awalnya "orang bego" mau bertanya ke teman2nya jadi minder takut dibilang munafik terus akhirnya g jadi tanya dan akhirnya DO. kalau yang kayak gitu sapa yang salah? orang bego yang g berani nanya setelah baca blog ini gara2 takut dikatain munafik, atau ANDA yang sengaja bikin blog ini?
ingat mas, kita semua saudara, semua itu kembali k individu masing2, mau belajar silahkan mau gak belajar juga boleh.. menurut saya, dengan blog ANDA yan seperti ini uda seperti ajang meng-ADUDOMBA-kan sesama kawan.

Unknown mengatakan...

Silakan baca ini, Teman-teman....
http://dio-berbagi.blogspot.com/2011/11/tentang-psy-trap-bukti-tipikal-sebagian.html?zx=90fa60171e75642f

OmahNet mengatakan...

Tiga tahun menjadi Mahasiswa STAN, saya mendapati kenyataan bahwa ada orang-orang tertentu yang melancarkan trik-trik tertentu kepada teman-temannya sesama Mahasiswa STAN dalam rangka persaingan"

kalo boleh tahu bagaimana anda mengetahui bahwa itu psy trap?
bagaimana anda yakin itu psy trap?
anda bilang orang2 tertentu, berati lebih dari satu dan tidak terlalu sulit untuk disebukan, bisa tolong sebutkan 5 atau 7 saja?

anda terlihat sangat akrab dengan psy trap, apakah anda salah satu pelakunya?
bagaimana anda mengetahui modus2 psytrap?
seperti apa metode penelitian anda?
seberapa valid data yang anda kumpulkan?
apakah hasil temuan anda itu berlaku umum?

"Mungkin masih ada beberapa modus lainnya. Tapi saya rasa ini sudah cukup untuk mengutarakan sedikit maksud yang ingin saya sampaikan melalui tulisan ini. Terutama kepada teman-teman saya yang masih aktif sebagai Mahasiswa STAN.
Belajarlah untuk bersikap dewasa. Persaingan memang boleh saja terjadi, tapi lakukanlah dengan bijak. Berlakulah jujur, tidak usah melakukan trik-trik yang sering mengesalkan dan mengecewakan orang seperti itu. Kalau memang kemampuan terbatas, cukup cari cara pemecahannya."

Menurut anda apa motif melakukan persaingan2 tersebut?
bukannya di STAN itu hidup mati ditangan masing2?
menurut anda bagaimana mengatasi orang yg kemampuannya terbatas seperti saya?
adakah maksud lain yang ingin anda sampaikan selain apa yg sudah anda tuliskan diatas?
apa itu?

saya banyak tanya ya? maaf, cuma ingin lebih tahu karena saya termasuk yang terbatas,
^.^

no7shooter mengatakan...

entah kenapa heran sendiri nih liat reaksi mahasiswa STAN tentang tulisan ini,keliatannya pada pinter pinter,tp yah kepintaran g berbanding lurus dengan kecerdasan,malah ada yang marah2 ky kebakaran jenggot,why so serious? tanggapi dengan positif aja lah,diakui atau tidak psy trap memang ada kok,kalo bisa jujur kenapa harus bohong?

SUCI ISTIQAMAH mengatakan...

keren mas! saya setuju banget apa yang mas bilang. memang ga semua yang ngomong seperti itu adalah mereka yang berniat menyebarkan psy-trap nya. tapi sebagian besar yang pengen menyebarkan psy-trap nya berkata seprti itu.

itu tau kita keluarga, tapi kog tega sih sama keluarga sendiri bersikap kaya gitu???

bener jug apa kata azizrzky, disuruh tentir 'duh ga bisa; duh aku juga gatau' tapi setelah selesai ujian kalo ditanyain ttg soalnya pasti tau jwbannya, bhkan dibuku apa halaman berapa. hhh

Swingingfriend mengatakan...

assalamualaikum...
mas admin saya juga BENCI trik seperti ini, tapi menurut saya membicarakan kejelekan sendiri(sebagai mahasiswa STAN) di dunia maya seperti ini ga ada baiknya sama sekali, selain ngomongin orang yah juga seandainya artikel ini sampai ke media berita akan menjadi sesuatu yang buruk bagi almamater. Apalagi persebarannya sangat cepat melalui sosial networking. Jadi saya hanya sekedar mengingatkan,, tolong pikirkan kembali jika artikel ini sampai kemana2 memperjelek nama STAN dan mahasiswanya tentunya lagpula yang anda tulis hanya sebagian kecil mahasiswa yang seperti itu membuat pelabelan "jadi ternyata mahasiswa S**N seperti itu" ga semuanya kan!!!, banyak kok grup2 angkatan yang solid yang selalu berbagi materi kuliah untuk ujian. Tolong pikirkan efeknya terimakasih.

Raisha Nurul Ichsanti mengatakan...

kenapa ya..
saya baca blog ini kesannya cuma searah, cuma dari satu sisi.

terlepas dari ada atau tidaknya niatan melakukan modus-modus itu, saya cuma mau ngasi pandangan lain.

menurut saya, sebagian orang yang mas tuduh itu bisa jadi memang orangnya parno-an. bisa jadi dia sudah banyak baca tapi tidak merasa dapat apa-apa dan jadi merasa tidak siap ujian. gak salah juga kan kalau mereka bilang "pasrah aja lah" ?

lagi, pasca ujian itu biasanya mahasiswa panik, dan menurut saya gak salah juga kalau mereka bilang "aku gak bisa jawab", padahal bisa jadi jawaban yang mereka tulis tadi ada benarnya.

mengenai tentir, baiknya kita sadar kalau tiap orang itu berbeda-beda. Ada yang mampu mengajari, ada yang hanya bisa disimpan untuk sendiri. mungkin si pintar tidak merasa mampu untuk mengajari, makanya tidak betulan bilang tidak bisa.

lalu untuk yang bilang "duh aku juga tidak bisa". kalaupun ketika ujian dia bisa mengerjakan dengan baik, siapa tau semalaman dia begadang belajar untuk ujiannya? sistem sks kan sudah jadi rahasia umum.

ya intinya, dalamnya hati manusia cuma dia dan Tuhan yang tahu. mas sebagai orang luar mestinya bisa lebih bijak untuk menerka-nerka.

sampaikan dari dua sisi mas, jangan berat sebelah. anak STAN baik-baik ko, saya yakin gak ada satupun anak STAN yang bahagia kalau ada yang temannya yang ter-DO.

ok, terimakasih :)

The Accountant mengatakan...

teruntuk kk sang empunya tulisan,
sy menilai sodara sebagai pemuda & mahasiswa sungguh terlalu SINIS memandang dunia, dalam hal ini dunia PTK & mahasiswa" didalamnya.

sikap sinis itu ndak baik untuk jiwamu nak, berpikiran terbukalah sikit,
atau bersahajalah macam perempuan si Kembang Himpunan ntu,
wajah cantik dan ayu, pingin sy punya
mata lentik dan sayu, pingin sy punya
#ups #malahrungsing

salam mahasiswa,
Veritas,Probitas,Justitia!
InstitutTeknologiBeacukai:
ranting Jatinangor.

Unknown mengatakan...

haha
menarik juga nih bahasannya
sebelumnya ane ga tau psy trap, eh pas baca modus2nya baru ngerti ternyata cara ini udah beredar luas di kampus ya

ane ga tau apakah modus2 ini termasuk membohongi publik atau salah satu strategi menjatuhkan lawan

ane jg ga tau apakah ini menyalahi aturan main di kampus, karena modus2 itu ga diatur di peraturan sekre

yang jelas temen ane dan ane pernah ngerasain hal serupa yang hanya melongo melihat seseorang yang melakukan modus2 di atas

intinya, apa susahnya sih ngomong seadanya, kan enak bisa memacu kita biar maju bareng, piss aah~

soenoechi mengatakan...

tulisan ini mah buat lucu2an aja. Why so serious? sampe ada yang menyanggah segala... hahaha

Arya Wisanggeni mengatakan...

yang ngasih saran2 dan bullshit2 lainnya, belom pernah jadi korban psy-trap
tersinggung? feel free to reply

Anonim mengatakan...

dibawa santai aja bro.
buat lucu2an aja ini. :D

Unknown mengatakan...

yang butthurt pasti pelaku hahah!
ini so true.

Unknown mengatakan...

Aha hah ha...
Seru ini bacanya!
Keren, Yo...
Keren.
Dulu jaman sekolah juga byk temen yg kyk gini nih.
Ngalamin banget.
Bukan korban dan bukan pelaku sih.
Cuma pengamat doang.

#CeritaKelamBoardingSchoolWaktuSMA