Kaki kecil itu menjejak lincah di sela-sela barisan. Tangan mungilnya mengayun penuh ceria seiring tawanya yang begitu bahagia. Bebas sekali, tanpa beban.
Biarlah, jangan kau halangi ia! Ini tempat dan saat bermain yang aman untuknya. Sebentar lagi toh dia akan keletihan dan tertidur. Dan kau malah akan merasa ada sesuatu yang hilang.
Coba perhatikan senyumnya yang demikian menggemaskan ketika ia berhasil melewati barikade barisan jamaah yang begitu rapat. Dengarkan tangisannya yang merdu ketika ia terjatuh lantaran kaki mungilnya tersangkut sajadah. Simaklah suaranya yang kebingungan di antara pagar betis yang menjulang jauh melebihi tingginya sambil berteriak, “Abi, Abi....” Lalu sesaat kemudian wajahnya memerah dan memekik seraya makin bingung mencari posisi ayahnya di antara barisan jamaah. Tak lama setelah itu, temannya menghampirinya, ia berhasil dikejar! Lantas pecahlah lagi tawanya penuh suka cita. Ia pun kembali berlomba melintasi arena lari yang tak lebih dari barisan orang-orang pendamba surga yang sedang melaksanakan titah-Nya.
Sudahlah, tak usah kau rintangkan tanganmu ketika ia melintasi tempat sujudmu! Dia tidak mengerti syariat dan memang seharusnya belum mengerti. Biarkan ia bebas bergerak sambil sesekali menggodamu dengan senyumnya yang menggemaskan. Ia hanya tahu bahwa ia senang bermain di sini.
Kita tak pernah tahu persis informasi yang masuk ke otak mungilnya itu. Dia itu perekam yang sangat baik! Setiap gerak sujud, ruku’, takbir, semua mengisi memorinya yang masih sangat segar. Sambil berlari, ia melihat rapatnya barisan. Sambil tertawa, ia memaknai sujud. Sambil berkejaran, ia menyimak lantunan surat cinta-Nya. Sambil menangis penuh manja, ia memperhatikan semua keteraturan dalam beribadah ini.
Subhanallah. Sekali lagi, janganlah kau halangi ia. Biarkan kaki kecilnya menjejak lincah ke semua sudut ruangan. Biarlah tangannya menggapai-gapai, menggodamu dengan senyumnya yang menggemaskan. Tak usah dihalangi ketika ia menembus barisan jamaah. Karena semua itu adalah pembelajaran berarti baginya. Kelak, ‘kan kau dapati bahwa ialah penerus dakwah ini.
Ba’da isya, 27 Nopember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar